Bacaan : 2 Raja-raja 2 : 1 – 18 | Pujian : KJ. 446 : 1 – 2
Nats: “Berkatalah Elia kepadanya: “Baiklah tinggal disini, sebab Tuhan menyuruh aku ke sungai Yordan”. Jawabnya: “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu berjalanlah keduanya.” (Ay. 6)
Adalah seorang asisten rumah tangga yang bekerja pada seorang kaya pemilik sebuah perusahaan. Ia sudah mengabdi selama bertahun-tahun. Suatu hari sang tuan mengalami kesulitan, ia ditipu oleh rekan usahanya, sehingga perusahaannya bangkrut. Bahkan rumah sang tuan harus dijual untuk melunasi hutang. Kini sang tuan harus pindah pada sebuah rumah yang sangat sederhana yang berdindingkan bambu. Sang tuan pun meminta asisten rumah tangga untuk pulang karena ia sudah tidak bisa lagi mempekerjakannya. Namun sang asisten rumah tangga itu menolak, ia ingin tetap melayani dan membantu sang tuan beserta keluarga. Sang tuan berkali-kali membujuk agar dia pulang kampung saja, karena si tuan ini tidak bisa lagi memberinya gaji, namun sang asisten rumah tangga ini tetap bersikeras melayani sang tuan meskipun tidak digaji. Hari berganti, waktu berlalu, usaha sang tuan lambat laun kembali bangkit dan kini ia membangun sebuah hotel. Karena kesetiaan sang asisten rumah tangga ini, ia dipercaya menjadi pemimpin kebutuhan rumah tangga hotel.
Dalam bacaan kita hari ini, sebanyak tiga kali Elia meminta Elisa untuk meninggalkannya, yakni ketia Elia hendak ke Betel (ayat 2), ketika Elia hendak ke Yerikho (ayat 4) dan ketika Elia hendak ke Yordan (ayat 6). Namun Elisa bersikeras tidak mau meninggalkan Elia, ia memilih untuk setia menemani perjalanan Elia. Kesetiaan Elisa berbuah manis, ia dapat melihat kereta berapi yang membawa Elia naik ke sorga (ayat 12), dan itu berarti permintaan Elisa untuk mendapat dua bagian dari roh Elia terkabul.
Kesetiaan memang bukan hal yang mudah. Setia ketika apa yang kita ikuti menyenangkan kita itu mudah, setia manakalah yang kita ikuti menguntungkan kita itu hal biasa, namun tetap setia dalam kondisi apapun bahkan ketika sulit sekalipun, bukan hal yang mudah dilakukan. Namun kesetiaan pada hal yang benar tentu akan berbuahkan manis bagi kita. (ANS)
“Menjadi setia ketika menguntungkan kita itu biasa, namun menjadi setia dalam kondisi apapun itu hal luar biasa”