Tuhan Allah Prioritas Hidup Kita Pancaran Air Hidup 16 Maret 2022

16 March 2022

Bacaan: 2 Tawarikh 20 : 1 – 22 ǀ Pujian: KJ. 439 : 1 – 2
Nats:
“… Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.” (Ayat 15)

Ketika bencana alam, sakit-penyakit, peperangan, kegagalan serta penindasan menghampiri kehidupan kita, apakah langkah awal yang akan kita lakukan? Lalu, siapakah yang akan kita prioritaskan dalam hati serta pikiran kita? Mari sejenak kita renungkan pertanyaan ini dalam diri kita. Sembari merenungkan pertanyaan ini dalam diri kita, mari sejenak belajar dari Raja Yosafat.

Raja Yosafat adalah salah satu dari sekian banyak orang, yang selalu memprioritaskan Tuhan dalam setiap perjalanan hidupnya. Bahkan diakhir kepemimpinannya saat orang-orang dari pegunungan Seir, bani Amon, dan Moab sedang bersatu untuk melawan Yehuda, Raja Yosafat segera mencari Tuhan. Kemudian ia mengajak Yehuda untuk berdoa serta berpuasa kepada Tuhan. Komunikasi yang dibangun antara Raja Yosafat, Yehuda, dan Allah membuat mereka mampu melawan segala rasa takut, khawatir, dan gelisah karena laskah musuh yang hendak menyerang mereka jumlahnya sangat banyak. Tujuan komunikasi yang dilakukan kepada Allah tidak hanya sekedar memohon kemenangan dan keselamatan, namun juga hikmat serta kekuatan untuk mampu menghadapi masalah.

Apa yang dialami Raja Yosafat dan Yehuda menjadi perenungan dalam kehidupan kita. Ketika kita menghadapi masalah, Tuhanlah yang paling utama kita cari dan menjadi tempat kita bersandar. Dalam hal mengandakan Tuhan, tidak kita lakukan hanya sekali, namun berkali-kali sepanjang kehidupan kita. Kita terus diajak mengandalkan Tuhan. Hasilnya, kemenangan dan rancangan Tuhan yang terjadi atas hidup kita. Diakhir masalah akan membuat kita bersyukur serta bersukacita. Masalah pasti akan kita hadapi saat hidup di dunia ini, kita pun akan diperhadapkan dengan ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran, dan mungkin keputusasaan. Namun jangan pernah lalai memohon hikmat, kekuatan, dan jalan keluar yang terbaik sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena hanya Tuhan yang mampu menolong kita dan karya-Nya selalu membuat kita bersyukur. Amin. [Ry].

 “Tanpa Tuhan aku lemah, bersama Tuhan aku Kuat “

Renungan Harian

Renungan Harian Anak