Keramahtamahan Renungan Harian 16 Maret 2020

16 March 2020

Bacaan : Kejadian 24  : 1 – 27      |   Pujian : KJ. 249
Nats:
“Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: “Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.” (Ay. 21)

Abraham mencarikan istri bagi Ishak. Tradisi perjodohan di Yahudi dikenal dengan istilah shidduch. Namun biasanya orang menjodohkan anaknya dengan anak dari saudara, kerabat, atau teman yang sudah dikenal sebelumnya. Menariknya Abraham justru mencarikan jodoh bagi Ishak dari kelompok orang-orang Kanaan, orang asing dari bangsanya. Abraham terbuka kepada orang lain, karena itu dia mengatakan kepada hambanya, tukang mencarikan jodoh, anak perempuan itu harus mau dibawa ke keluarganya juga, artinya perempuan bagi anaknya juga harus perempuan yang terbuka kepada yang lain juga.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ketika sang hamba sampai di tanah orang Kanaan, di Aram-Mesopotamia, sang hamba berhenti di sebuah sumur. Berjumpalah dia dengan gadis muda yang cantik jelita dan penuh keramahtamahan. Ribka namanya. Gadis itu tidak membedakan apakah sang hamba dari kelompoknya atau dari kelompok lain, dia memperlakukan dan melayani hamba itu dengan sangat baik. Ah ketemu! Inilah jodoh bagi Ishak! Gadis yang penuh keramahtamahan kepada siapa pun. Klop!

Hari ini tradisi perjodohan mungkin bukan tradisi yang umum dilakukan lagi bagi kita di Indenesia, orang bisa mencari jodohnya sendiri-sendiri. Bahkan banyak kelompok Yahudi hari ini yang merasa perlu mempertimbangkan ulang untuk memperbarui tradisi shidduch. Namun, tradisi keramahtamahan adalah tradisi yang tetap dijaga bahkan menjadi identitas Israel.

Keramahtamahan ini semakin penting untuk kehidupan kita sekarang. Ketika orang hanya mau berkelompok dengan agamanya saja, berkumpul dengan kelompoknya saja, tembok dibuat, sekat ditinggikan, orang menjadi tertutup pada yang lain; keterbukaan dan keramahtamahan sebagaimana ditampilkan Abrahan dan utamanya Ribka tadi yang justru perlu semakin dikembangkan. Kesadaran untuk menerima yang berbeda dan tetap memperlakukan mereka sebagai sahabat dan saudara itulah yang menyatukan. Relasi hanya mungkin terbangun ketika kita membuka diri dan bersikap ramah kepada yang lain. Tidak usah menunggu diperlakukan begitu, mari kita duluan yang mulai! (Gide).

Keramah-tamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih. (Lao Tzu)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak