Yang Terlihat Pancaran Air Hidup 16 Juni 2022

Bacaan: Roma 2 : 17 – 29 | Pujian: KJ. 369a
Nats:
“Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: “Jangan mencuri,” mengapa engkau sendiri mencuri?” (Ayat 21).

Rumput atau ilalang? Rumput yang tertata rapi atau tak teratur? Lebat atau jarang? Kering atau menghijau? Dengan pagar atau tanpa pagar? Besar atau kecil bangunan itu? Hal-hal itulah yang saya perhatikan ketika saya melewati sebuah kompleks perumahan mewah. Berkat orang-orang yang merawatnya, taman itu menghijau dan bebas dari ilalang. Bahkan di pertengahan musim panas pun rumputnya kelihatan sangat bagus. Berkat dari masing-masing arsitek, rumah-rumah itupun tampak indah megah, bahkan sekalipun kecil tampak mengagumkan. Sepanjang sejarah, umat Allah berada dalam situasi yang serupa. Mereka selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain, dan dipandang sebagai gambaran dari Allah yang benar dan hidup. Benarkah kita layak untuk dipandang sebagai gambaran Allah? Lalu bagaimana dengan keadaan di dalamnya?

Rasul Paulus mengingatkan dengan tegas kepada orang Yahudi bahwa apabila mereka “menyebut diri sebagai orang Yahudi dan bersandar kepada hukum,” maka mereka harus menunjukkan teladan kehidupan yang baik dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan. Jangan sampai ketika mereka mengajar agar “jangan mencuri, tetapi mereka sendiri mencuri.” Ketiadaan teladan, menghasilkan dampak yang sangat besar, yaitu mereka menghujat nama Allah di antara bangsa-bangsa yang lain. Rasul Paulus mengingatkan supaya para orang Yahudi selalu mengajar, menaati, dan menghidupi kebenaran Firman Tuhan di dalam kehidupannya. Sehingga bagi rasul Paulus, ”Apa yang ada di dalam hati seseorang, jauh lebih penting dari pada status kehidupan yang hanya bersifat lahiriah, tetapi tidak melakukan kehendak Allah dengan baik dan benar sesuai kehendak-Nya.

Dengan kesadaran yang penuh, marilah kita selalu mengingat akan nasihat Firman Tuhan hari ini, yaitu: untuk menjadi seorang yang percaya kepada Kristus, yang memiliki kehidupan yang penuh keteladanan, yang hidup sesuai dengan Kristus dan kebenaran Firman-Nya. Karena itulah yang akan membawa dampak yang baik dan Allah akan ditinggikan. Jadikan kehidupan kita selalu fokus melakukan hal-hal yang bersifat kekal, bukan sekedar yang bersifat lahiriah (fana). Amin. [MTS].

“Jika perbuatan kita sejalan dengan ucapan kita berarti kita menyenangkan Allah.”

 

Bagikan Entri Ini: