Bacaan: Matius 13 : 1 – 9, 18 – 23 | Pujian: KJ. 309
Nats: “Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, …” (Ayat 8a)
Petani membutuhkan waktu dan usaha untuk mempersiapkan tanahnya menjadi lahan yang subur dan siap ditanami. Pengolahan tanah dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi lahan. Prosesnya dimulai dari pembersihan lahan yang dilakukan dengan pembajakan/pencangkulan, terlebih jika tanah yang akan ditanami keras atau ditumbuhi gulma. Proses ini mutlak dibutuhkan karena dengan pengolahan tanah yang baik dan benar, proses penanaman akan lebih mudah, penyerapan nutrisi juga lebih optimal, sehingga tanaman bertumbuh dengan baik.
Perumpamaan penabur melukiskan bagaimana firman Kerajaan Allah diwartakan dan respon mereka yang menerimanya. Tipe-tipe tanah menggambarkan para penerima pemberitaan firman dan kelangsungan pertumbuhan firman tersebut dalam diri mereka. Benih menjadi sia-sia ketika jatuh di jalanan, tanah berbatu, dan di antara duri. Tetapi benih tersebut menghasilkan buah yang banyak tatkala jatuh di tanah yang baik. Pertumbuhan benih firman itu terlihat saat berhadapan dengan pencobaan, penganiayaan, dan penderitaan. Mereka yang menerima firman dengan bersemangat/gembira, tidak menjamin berakar dan berbuah baik ketika diperhadapkan pada situasi riil kehidupan. Hanya pada tanah yang baiklah, benih bertumbuh dan berbuah, karena mamiliki akar yang kuat, sehingga penyerapan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhannya juga baik.
Perempuan berperan besar dalam mempersiapkan keluarganya menjadi tanah-tanah yang baik. Seperti lahan yang harus disiapkan agar menjadi subur dan siap ditanami, setiap anggota keluarga harus disiapkan untuk menjadi tempat yang layak ditaburi benih-benih firman supaya bertumbuh dan berbuah. Untuk itu, perempuan perlu terlebih dulu memahami bahwa benih yang ditaburkan adalah firman Allah yang menuntun pada kehidupan. Firman harus menjadi yang utama dalam keluarga. Dengan cinta, ketelatenan, dan kerja keras, perempuan berjuang menyiapkan tanah yang keras atau ditumbuhi gulma (gambaran segala yang merusak, seperti ketamakan, kesombongan, dan nafsu kedagingan) agar siap ditaburi firman. Perempuan dipanggil menjadi teladan bagi keluarganya, mengajarkan ketaatan, dan kesetiaan kepada Tuhan dalam setiap laku kehidupan, mencontohkan keteguhan iman dalam menghadapi kenyataan yang silih berganti. Dengan begitulah perempuan turut serta membangun keluarga Kerajaan Allah. Amin. [wdp].
“Setiap anggota keluarga adalah tanah yang perlu disiapkan agar benih firman yang ditaburkan bertumbuh dan berbuah baik.”