Menghargai Kasih-Nya Renungan Harian 16 Juli 2020

16 July 2020

Bacaan Alkitab : Ibrani 2 : 1 – 9  |   Pujian : KJ. 178 : 1, 2
Nats
: ”… bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu …” (Ay. 3)

Setiawan Djodi adalah pebisnis di bidang perminyakan dan properti yang lebih dikenal sebagai seorang musisi kenamaan beraliran rock. Pada tahun 2007, Setiawan Djodi divonis menderita sirosis hati dan harus menjalani transplantasi liver. Penyakit ini akibat dari gaya hidup di masa mudanya yang akrab dengan alkohol, di samping memang ada riwayat keturunan penyakit hati kronis seperti yang juga diderita ibunya. Beruntung bahwa Shri Djody Jehan, anak keempatnya, ternyata adalah satu-satunya donor yang cocok bagi Djodi. Meskipun pada awalnya Djodi menolak karena khawatir tentang resiko yang akan dialami anak perempuannya yang pada waktu itu masih sangat muda. Tetapi dengan cinta dan keberaniannya, Jehan bersikeras memberikan sebagian hatinya untuk menyelamatkan hidup ayahnya. Peristiwa tersebut menjadi titik balik bagi Setiawan Djodi. Sejak itu hidupnya lebih berfokus pada “cinta, kehidupan dan Tuhan”.

Adalah hal yang wajar memberikan yang terbaik bagi orang yang dicintai atau dikasihi. Allah menganugerahkan karunia-Nya, yaitu keselamatan. Kita semua telah divonis untuk kematian yang kekal, tetapi Yesus telah mendonasikan hidup-Nya dengan mengalami maut bagi setiap dari kita. Keselamatan ini bukanlah karena upaya kita berjuang keras untuk memperolehnya. Kita tidak akan pernah bisa mendapatkan keselamatan itu karena dosa-dosa yang telah kita perbuat. Namun karena begitu mengasihi manusia, Allah telah memberikan keselamatan itu secara cuma-cuma supaya hidup kita tidak akan berakhir sia-sia.

Betapa indah dan berharganya pengorbanan yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada kita, baik wanita maupun pria dikasihi Tuhan. Bagaimana seharusnya kita mensyukuri dan menghargai karunia Tuhan tersebut? Wajib bagi kita berjuang begitu rupa mempertahankan dan mengerjakan keselamatan yang telah kita terima. Kita mau berbalik dari cara hidup yang sembrono dan berkompromi dengan dosa. Kita mau melayani Dia dengan melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Efesus 2:10). Kapan kita harus melakukan pekerjaan baik itu? Sekarang! Bukan esok, lusa atau nanti! “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.” (RS).

 “Banyak yang mengaku mendapat keselamatan tetapi sedikit yang mengerjakan keselamatan itu.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak