Bacaan: Lukas 6 : 17 – 26 | Pujian: KJ. 60
Nats: “Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.” (Ayat 22)
Bayangkan sebuah kain tenun yang indah. Setiap helai benang mewakili individu, setiap simpul merepresentasikan hubungan antar manusia. Kain tenun ini semakin indah dan kuat ketika setiap benang saling melengkapi, saling mendukung. Demikian pula kehidupan kita, semakin erat kita saling terhubung, semakin kokoh pula tatanan kehidupan ini. Kita hidup dalam sebuah tatanan kehidupan yang begitu kompleks, layaknya sebuah kain tenun yang rumit. Dimana setiap individu, setiap makhluk hidup, dan setiap unsur alam adalah bagian dari benang-benang yang menyusun kain tenun kehidupan ini. Karena itu, di bulan penciptaan ini, kita diajak untuk merenungkan kembali peran kita sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
Lukas 6:17-26, Yesus menyampaikan khotbah di atas bukit yang berisi ajaran-ajaran tentang berbahagia dan berdukacita. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita, berbuat baik kepada mereka yang membenci kita, dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Ajaran Yesus ini sejalan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah Jawa, yaitu ngajeni, ngasorake, dan ngrasa asih. Ngajeni berarti menghormati orang lain, ngasorake berarti merendahkan diri, dan ngrasa asih berarti memiliki rasa kasih sayang kepada sesama.
Selanjutnya, bacaan kita saat mengajak kita untuk tidak hanya peduli kepada sesama manusia saja tetapi juga kepada seluruh ciptaan Tuhan. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi lingkungan sekitar, merawat alam, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dalam konteks bulan penciptaan saat ini, kita diingatkan bahwa kita adalah bagian tak terpisahkan dari alam semesta. Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat bumi, rumah kita bersama.
Jika kita bersatu, kita akan kuat. Dengan bekerja sama, kita dapat mengatasi segala tantangan yang ada. Di bulan penciptaan ini, mari kita semakin menyadari bahwa kita adalah bagian tak terpisahkan dari alam semesta. Mari kita hidup selaras dengan alam dan sesama ciptaan Tuhan. Dengan merangkul sesama dan merawat kehidupan, kita tidak hanya membangun masa depan yang lebih baik bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi generasi mendatang. Mari kita jalin kasih, rawat bumi dan lestarikan. Amin. [WAY].
“Kita adalah bagian tak terpisahkan dari alam semesta. Mari kita hidup selaras dengan alam dan sesama ciptaan Tuhan.”