Pengharapan Di Tengah Penderitaan Pancaran Air Hidup 16 Desember 2023

16 December 2023

Bacaan: Mazmur 126 : 1 – 6 | Pujian: KJ. 440
Nats: “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.” (Ayat 5)

Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Ada kalanya berada ‘di atas’, ada kalanya berada ‘di bawah’. Berada ‘di atas’ menggambarkan keadaan hidup yang menyenangkan dan semuanya baik-baik saja. Berada ‘di bawah’ menggambarkan keadaan hidup yang tidak menyenangkan, kesulitan hidup, pergumulan hidup yang menggocang iman, dll. Itulah dinamika kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari dan harus dijalani. Apapun yang terjadi kita harus terus melanjutkan perjalanan hidup ini dengan selalu menaruh pengharapan kepada Tuhan. Sebab harapan adalah daya hidup manusia. Sekali kita memilih untuk berharap maka segala sesuatu bisa menjadi mungkin.

Mazmur 126 ini adalah Mazmur ziarah yang dinyanyikan ketika umat Israel berziarah ke Bait Suci di Yerusalem. Mazmur ini berisi tentang pengalaman masa lalu bangsa Israel di tanah pembuangan. Meskipun mereka hidup penuh penderitaan, tetapi mereka tetap memiliki pengharapan. Hal ini menunjukkan bahwa sukacita umat Tuhan bukan bergantung pada situasi yang terjadi dalam kehidupan mereka, melainkan bergantung pada Allah. Allah telah berkarya dan akan terus berkarya dalam kehidupan umat-Nya. Ini menjadi jaminan bagi umat Allah untuk terus menjalani kehidupan yang masih berlangsung di masa depan. Pemulihan dari Allah, diandaikan Pemazmur seperti mimpi indah yang menjadi kenyataan (Ay. 1). Mereka yang hidup menderita di tanah pembuangan, sekarang mereka bisa kembali ke rumah mereka sendiri di Yerusalem. Bangsa-bangsa lain pun juga mengatakan bahwa perkara besar yang dialami oleh bangsa Israel berasal dari Tuhan Allah (Ay. 2). Tetapi kenyataan yang terlihat tidak sesuai dengan harapan yang diidamkan karena ‘rumah’ mereka telah hancur. Pada ayat 4-6, umat memohon kepada Tuhan untuk memulihkan keadaan mereka. Proses pemulihan itu disejajarkan dengan memulihkan batang air kering di tanah Negeb. Dari batang air yang kering berubah menjadi penuh dengan air yang mengalir. Demikianlah, bangsa Israel mengalami pemulihan dari Allah, yang membuat mereka kembali melangkah dengan penuh pengharapan.

Begitu pula dalam kehidupan kita sebagai umat Allah di masa kini, kesadaran akan Allah yang senantiasa hadir di tengah-tengah umat-Nya menjadi kekuatan dan pengharapan bagi kita dalam menghadapi penderitaan yang kita alami. Tetaplah berjalan maju sekalipun sulit dan berat, jangan diam di tempat saja, maka “pasti pulang membawa berkas-berkasnya.” Amin. [RA].

“Tetaplah menaburkan benih-benih pengharapan di tengah penderitaan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak