“Bystander Effect” Pancaran Air Hidup 16 Agustus 2025

16 August 2025

Bacaan: Mazmur 82 : 1 – 8  |  Pujian: KJ. 391 : 1, 5
Nats: “Bangunlah ya Allah, hakimilah bumi, sebab Engkaulah yang memiliki segala bangsa.” (Ayat 8)

Pada tahun 1964, terjadi sebuah peristiwa tragis, yaitu pembunuhan Kitty Genovese di New York. Genovese diserang di luar apartemennya, dan meskipun ada banyak saksi yang mendengarkan teriakan serta menyaksikan serangan itu, tidak ada satu orang pun yang segera menolong atau menghubungi polisi. Inilah yang dikenal dengan bystander Effect atau efek penonton, sebuah fenomena psikologis di mana orang lebih memilih untuk diam atau tidak terlibat ketika mereka menyaksikan ketidakadilan atau perilaku salah, meskipun mereka tahu bahwa tindakan tersebut salah, karena mereka takut terkena dampak atau menjadi sasaran.

Fenomena bystander Effect, tampaknya tidak berlaku pada sosok Asaf, putra Berachiah dari suku Lewi yang kita temui dalam bacaan hari ini. Asaf adalah contoh nyata dari seorang yang berani menyuarakan kebenaran meskipun dalam situasi yang sulit. Sebagai seorang penyanyi dan pemimpin musik di Bait Allah pada zaman Raja Daud, Asaf tidak membiarkan ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan berlangsung tanpa memberikan respons. Sebaliknya, ia berani mengutuk para pemimpin dan hakim yang korup, yang telah menyebabkan banyak orang menderita akibat tindakan mereka. Asaf menentukan sikap dan responnya secara tegas dan tidak tinggal diam menyaksikan banyak orang menderita.

Pada bulan Agustus ini, kita bersama-sama menghayati bulan pembangunan GKJW, sebuah waktu yang penuh makna bagi kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjadi semakin berani membela yang lemah dan menyuarakan kebenaran. Mari kita berkomitmen untuk merangkul mereka yang tersisihkan, memperjuangkan hak-hak mereka yang sering kali terabaikan, dan memastikan bahwa hak-hak mereka terpenuhi dengan layak.  Sebagai GKJW, kita dipanggil untuk tidak hanya untuk diam menyaksikan ketidakadilan, tetapi kita dipanggil untuk berjuang dengan penuh keberanian, menyuarakan kebenaran, seperti yang telah dicontohkan oleh Asaf. Mari dengan berani, kita menyatakan sikap dan seruan kita. Kita dapat menjadi berkat bagi sesama, membawa perubahan yang nyata, dan memperjuangkan hak-hak mereka yang terkecil sekalipun. Kiranya di bulan pembangunan ini, kita semakin teguh untuk menjadi agen kebenaran yang membawa damai dan keadilan di tengah kehidupan bersama. Amin. [xie].

“Diam bukanlah pilihan saat kebenaran harus bersuara!”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak