Bacaan: Mazmur 116 : 1 – 9 | Pujian: KJ. 424 : 1, 2
Nats: “Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku tak berdaya, tetapi Ia menyelamatkan aku.” (Ayat 5 – 6)
Saat masih anak, pada waktu ibadah Minggu anak, pamong yang melayani seringkali diakhir pelayanan firman memberikan sebuah ayat hafalan kepada anak-anak. Ayat hafalan itu harus dihafalkan, untuk kemudian diucapkan secara bergantian pada ibadah Minggu berikutnya. Dari hal sederhana ini, anak-anak dapat mengingat bermacam-macam ayat yang menjadi ayat hafalan. Cara ini efektif, dan sampai saat ini masih dipergunakan sebagai metode pengajaran firman Tuhan kepada anak-anak. Ayat hafalan menjadi salah satu cara melatih anak untuk mengingat dan melakukan firman Tuhan yang telah dia dengar dan renungkan.
Bacaan Alkitab saat ini merupakan bagian kesaksian Pemazmur akan kasih setia TUHAN dalam hidupnya. Diungkapkan dalam kesaksiannya, Pemazmur sangat mengasihi TUHAN, karena TUHAN mendengarkan seruan permohonannya (Ay. 1-2). Di saat maut mengancam hidupnya, Pemazmur berseru kepada TUHAN, maka TUHAN meluputkannya dari maut (Ay. 3-4). Pemazmur meyakini bahwa TUHAN senantiasa memelihara hidupnya dan menyelamatkannya (Ay. 5-6). Di dalam TUHAN ada kehidupan (Ay. 9). Dari kesaksian Pemazmur ini, kita mengetahui bahwa karya kasih Tuhan Allah nyata dalam setiap perjalanan hidup umat-Nya. Tidak dibiarkannya orang yang benar ditimpa kemalangan, orang yang lemah jatuh dalam kesesakan, sebab Tuhan kasih setia menyertai umat-Nya.
Di bulan Kitab Suci ini, apakah yang menjadi kesaksian kita untuk menceritakan karya kasih Allah di dalam hidup kita? Jawabnya sederhana, Tuhan itu pengasih dan penyayang sebagaimana yang diungkapkan oleh Pemazmur. Dari kecil, melalui ayat hafalan kita menghafalkan ayat-ayat yang menguatkan iman kita. Saat kita dewasa, kita mengingat-ingat kembali ayat-ayat hafalan yang pernah kita hafalkan, kita renungkan dan yakini kebenaran firman Tuhan melalui ayat-ayat hafalan tersebut. Kini mari kita tidak hanya sekedar hafal dengan ayat-ayat firman Tuhan tersebut, namun kita juga melakukan firman Tuhan tersebut. Kita percaya firman Tuhan yang setiap hari kita baca dan renungkan akan menjadi pelita dalam perjalanan hidup kita di dunia ini. Di tengah gelapnya dunia, firman Tuhan menerangi langkah kita menuju kebenaran. Mari kita melanjutkan ayat hafalan kita, seraya meyakini firman Tuhan adalah kebenaran dan pegangan hidup kita, yang membawa keselamatan. Amin. [AR].
“Jalan hidup orang benar, diterang oleh cahaya firman Tuhan.”