Bacaan: 2 Samuel 21 : 1 – 14 | Pujian: KJ. 161
Nats: “Berfirmanlah Tuhan, ‘Utang darah melekat pada Saul dan keluarganya, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon.” (Ayat 1b)
Kadangkala kita menyebut nama Allah sesuai dengan suasana hati kita. Misalnya saja, jika kita sedang bahagia dan mendapatkan berkat, kita menyebut-Nya dengan gelar keagungan dan pujian. Sebaliknya saat kita susah dan sedih, sering kali kita menggerutu dan cenderung menyalahkan Allah atas penderitaan yang kita alami. Nama Allah seakan tidak pada posisi-Nya yang tepat, yaitu mulia dan berkuasa. Namun semacam obyek yang untuk memperlakukan-Nya ditentukan oleh kemauan kita sebagai subyeknya.
Bacaan Firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa Allah adalah adil dan penuh kemuliaan. Sehingga ketika Saul menyalahgunakan jabatannya untuk membinasakan semua orang Gibeon, Allah memberikan hukuman kepada bangsa Israel yang saat itu sudah dipimpin oleh Raja Daud. Allah tidak ingin kedudukan Saul yang adalah berkat dan kemurahan Allah dipergunakan dengan sembarangan, apalagi untuk menindas orang lain. Maka Allah berfirman kepada Daud agar keluarga Saul membayarkan hutang darahnya kepada orang-orang Gibeon. Supaya seluruh bangsa Israel tidak menanggung penghukuman dan mati karena kelaparan. Ketika Daud bertanya kepada bangsa Gibeon, apa yang harus ia lakukan agar ia dapat menebus kesalahan itu dan memulihkan Israel dari kelaparan, mereka meminta tujuh orang dari keturunan Saul diserahkan kepada mereka untuk digantung. Alkitab tidak menyatakan bahwa itulah yang diminta Tuhan sebagai hukuman yang pantas bagi Saul, karena kematian anak-cucu Saul pastilah membuat Allah berduka. Namun, Dia mengizinkan eksekusi itu dilaksanakan agar perjanjian umat-Nya, yang dibuat atas nama-Nya, dapat diperbarui. Dari situ pulalah bangsa Gibeon akhirnya tahu bahwa Allah yang disembah bangsa Israel adalah Allah yang patut dihormati.
Segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini adalah karena kuasa Allah, sehingga kita tidak memiliki kuasa sedikit pun untuk bersumpah atas nama-Nya. Begitu pun Allah akan melihat setiap perbuatan kita, serta akan mengembalikan kepada kita sama seperti apa yang kita lakukan. Maka marilah kita senantiasa memuliakan nama-Nya dan bersyukur atas segala kasih karunia-Nya. Tuhan memberkati kita. Amin. [PY].
“Allah kita adalah agung dan mulia, jangan menyebut-Nya dengan sembarangan.”