Bacaan: Titus 1 : 1 – 9 | Pujian: KJ. 424
Nats: “Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang tampak dalam kesalehan kita.” (Ayat 1)
“Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga” adalah sebuah peribahasa yang hendak mengatakan bahwa seorang manusia, sekalipun ia sudah meninggal, perilakunya yang baik akan terus dikenang. Dari peribahasa ini kita tahu bahwa melakukan perbuatan baik adalah perilaku seumur hidup. Hal itu senada dengan surat Paulus pada Titus. Bila kita baca secara sekilas, Titus 1:1-9 berisi tentang syarat-syarat untuk menjadi penatua. Namun, kita perlu melihatnya lebih jauh.
Surat kepada Titus ini ditulis oleh Paulus dalam konteks merebaknya ajaran-ajaran sesat di Kreta, yang berpotensi mempengaruhi kekristenan di sana. Oleh sebab itu, Paulus mendorong orang-orang Kristen di sana supaya hidup meneladani Kristus (Ay. 7-9). Hal ini dikarenakan banyak orang yang merasa sudah bersunat, justru sesat sebab tidak melakukan cara hidup yang benar. Karena itu, Paulus menunjukkan bagaimana semestinya orang-orang Kristen memiliki cara hidup yang benar. Pertama-tama memang ditujukan bagi para penatua atau pengawas jemaat. Dimana mereka dipandang sebagai orang-orang yang tak bercacat, mempunyai satu istri, anak-anak mereka hidup beriman, dan mereka hidup dalam kebenaran (Ay. 6). Namun, tuntutan hidup yang benar harus dijalani oleh setiap orang, sehingga setiap orang harus mendidik dirinya, seperti yang Kristus ajarkan, karena memang demikianlah konsekuensi menjadi Kristen.
Berbagai kesesatan tidak hanya ada di Kreta, namun juga ada di sekitar kita. Kita tidak boleh hanya mengaku Kristen, melainkan kita harus terus mendidik diri kita untuk hidup benar. Mendidik diri hidup benar haruslah kita jalani seumur hidup kita. Dengan begitu, ajaran Kristus tidak akan berhenti pada ucapan pengakuan kita saja, melainkan sungguh-sungguh kita lakukan di sepanjang hayat kita. Kita bahkan dapat menjadi teladan hidup benar sebagaimana Kristus yang kita imani, bukan hanya saat kita hidup, melainkan juga saat kita telah tiada. Amin. [fani]
“Mendidik diri hidup benar adalah konsekuensi menjadi pengikut Kristus.”