Bacaan: Wahyu 1 : 9 – 18 | Pujian : KJ. 438
Nats: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup.” (Ayat 17b)
Dalam kehidupan kita, seringkali terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Contohnya, pada tahun 2020 lalu. Kita dengan tiba-tiba harus mengalami suasana yang mencekam karena pandemi virus Corona. Dampak yang ditimbulkan bukan hanya satu atau dua negara saja melainkan hampir di seluruh dunia. Situasi menjadi semakin sulit, ekonomi menjadi menurun, banyak urusan yang tertunda bahkan dibatalkan. Untuk menyiasati keadaan yang semacam itu, dalam hati kita muncul kata “sabar”. Tapi di sisi lain ada juga pertanyaan “sampai kapan?”. Banyak orang mulai menganalisa, kapan pandemi ini akan berakhir? Dua bulan? Enam bulan? Setahun? Dua tahun? Berada di dalam situasi yang tidak menentu, bahkan di dalam kesusahan merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, sebagai manusia sering berusaha cepat-cepat untuk lepas dari situasi tersebut, dan terus bertanya sampai kapan?
Bacaan kita hari ini mengajak kita untuk merenungkan kembali pengalaman orang percaya yang telah ditulis dalam Alkitab. Pada Wahyu 1:9 dikatakan bahwa Yohanes sedang dalam masa kesusahan, bahkan di situ dikatakan bahwa yang menderita bukan hanya Yohanes sendiri, melainkan banyak orang. Namun satu hal yang ditekankan oleh Yohanes bahwa di sana ia bukan hanya menderita, tetapi juga penuh dengan ketekunan. Yohanes menyatakan bahwa dirinya ada di Pulau Patmos. Jelaslah bahwa salah satu penyebab kesusahannya adalah kondisinya menjalani pembuangan. Di pembuangan itulah Yohanes mendapatkan sebuah penglihatan tentang Anak Manusia yang begitu luar biasa. Pada ayat 17 ada hal yang perlu kita perhatikan. Anak manusia itu meletakkan tangan kananNya dan berkata : “Jangan takut, sebab Ia adalah Yang Awal, Yang Akhir dan Yang Hidup.”
Apabila pada saat ini kita dalam kondisi yang susah. Tidak perlu kita bertanya “sampai kapan?”. Kita tahu bahwa Tuhan senantiasa menjaga kita. Jangan takut, mari kita arungi hari-hari kita dengan penuh ketekunan, berkarya semampu kita dan berserah pada Allah sebagaimana Yohanes lakukan. (fani).
“Terus berkarya dan berdoa, Tuhan pasti beserta.”