Bacaan: Ibrani 4 : 1 – 13 | Pujian: KJ. 266 : 1, 2
Nats: “Sebab siapa saja yang telah masuk ke peristirahatan-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.” (Ayat 10)
Istilah genjatan senjata dapat diartikan penghentian perang atau konflik bersenjata apa pun untuk sementara waktu, dimana kedua belah pihak yang terlibat perang setuju untuk menghentikan tindakan agresif masing-masing. Genjatan senjata bisa dinyatakan melalui perjanjian formal atau juga perjanjian informal antara kedua belah pihak. Contohnya pada tanggal 25 Desember 1914 pada Perang Dunia I, terjadi genjatan senjata informal karena Jerman dan Inggris ingin merayakan natal. Setelahnya mereka melanjutkan peperangan kembali. Karena itu, setiap orang mendambakan tidak ada peperangan lagi di dunia, yang ada dan yang didamba adalah perdamaian dunia.
Penulis surat Ibrani mengingatkan para pembacanya agar mereka kuat menghadapi berbagai tantangan yang melemahkan iman mereka selama di dunia. Melalui suratnya, penulis Ibrani menjelasakan bahwa Tanah Perjanjian bukanlah perhentian kekal bagi umat Israel (Ay. 8) melainkan akan ada tempat perhentian kekal yang disediakan Allah bagi mereka yang bertahan dalam iman kepada Kristus selama ada di dunia (Ay. 9-11). Gambaran 6 hari lamanya Allah mencipta dan pada hari ketujuh Allah berhenti mencipta menggambarkan bahwa kehidupan manusia di dunia ini hanya sementara. Akan ada tempat perhentian kekal bagi manusia setelah kematian. Sementara manusia hidup di dunia, manusia harus hidup dengan iman dan ketaatan kepada Allah. Sebab ketaatan kepada Allah akan membuahkan keselamatan dan kehidupan kekal bersama Allah.
Perenungan firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Ingatlah bahwa selama kita hidup di dunia, kita masih hidup dalam perjuangan mempertahankan iman kita. Tantangan, cobaan, dan godaan akan selalu ada melemahkan iman kita. Di sinilah kita menentukan sikap kita, tetap bertahan dalam iman kepada Kristus ataukah larut dalam arus dunia yang penuh dosa? Ingatlah perjalanan kita di dunia ini adalah sebuah perziarahan hidup menuju kekekalan kepada Allah. Tuhan sudah berjanji menyediakan tempat perhentian kekal bagi kita yang setia dan taat kepada-Nya hingga akhir. Mari kita terus berjuang menjalani hidup dengan taat melakukan kehendak Allah, niscaya kita akan tinggal dalam perhentian kekal bersama Kristus. Amin. [AR].
“Berjalanlah bersama Kristus, niscaya engkau tidak akan merasa sendiri dalam menjalani kehidupan ini”