Bacaan: Hosea 14 : 1 – 10 ǀ Pujian: KJ. 424
Nats: “Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.” (Ayat 10)
Menurut KBBI, bijaksana memiliki 2 arti :
- Selalu menggunakan akal budi (pengetahuan dan pengalaman); arif, tajam pikiran.
- Pandai dan hati-hati (cermat, teliti) dalam menghadapi kesulitan.
Melalui pengertian di atas, kita diingatkan bahwa bijaksana itu tidak hanya terkait pengetahuan, tetapi juga tentang cara bersikap. Kalau dalam istilah bahasa Jawa bijaksana itu nglakoni sing bener lan pener. Menjalani hal benar dengan cara yang baik dan menghidupi kebaikan dengan cara yang benar.
Kehidupan di zaman Hosea tidaklah mudah. Sebagai seorang Nabi penyambung ‘lidah’ Allah, Hosea hidup di tengah bangsa yang sedang mengalami penurunan dalam segala aspek kehidupan. Secara sosio-politis bangsa Israel saat itu ada di bawah bayang-bayang Asyur. Secara sosial-ekonomi mereka terpuruk. Dan dalam keadaan yang demikian mereka justru menjauhkan diri dari Tuhan dan menjalani hidup sesuka hati mereka. Di sinilah Hosea berjuang agar Israel tidak semakin kehilangan arah. Dan keseluruhan nasihat Hosea itu ditutup dengan pernyataan bahwa selalu ada kesempatan dan pengharapan di dalam Tuhan bagi orang-orang yang bersedia berjalan di jalan Tuhan.
Bacaan kita hari ini mengajak kita untuk hidup dengan bijaksana. Dalam hidup ini, kita bisa saja melakukan kesalahan, namun kita selalu memiliki pilihan untuk menghadapinya. Hosea menasihati kita agar kita memilih untuk hidup dengan bijaksana. Kebijaksanaan hidup kita bisa terwujud melalui penyesalan dan pertobatan saat kita tahu bawa kita bersalah. Juga merespon dengan tepat jika kita merasa orang lain bersalah kepada kita. Bersikap bijaksana akan membantu kita untuk memahami diri bahwa kita ini adalah ciptaan yang tidak sempurna. Kita akan mampu memilih tindakan yang tepat, bukan malah sibuk mencari pembenaran atau malah menyalahkan orang lain. Sekalipun tidak mudah, mari kita senantiasa memohon agar dimampukan bersikap bijaksana, agar kita sungguh menjadi saksi Kristus yang mendatangkan damai di mana pun kita berada. Amin. [WE].
“Mengenal orang lain adalah sebuah kecerdasan, mengenal diri sendiri adalah kebijaksanaan”
-Sun Tzu-