Bacaan: Yesaya 48 : 6 – 11 | Pujian: KJ. 370 : 3
Nats: “Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyuran-Ku Aku mengasihi engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau.” (Ayat 9)
Pernahkah saudara dikhianati oleh orang lain? Atau pernahkah seseorang membuat janji dengan saudara namun dia tidak menepati janjinya itu? Bagaimanakah perasaan saudara? Tentunya jika kita mendapatkan dua tindakan di atas, pasti kita akan merasa jengkel bahkan mungkin enggan untuk bertemu dengan orang itu lagi, karena tindakan yang telah dilakukannya kepada kita. Meskipun demikian, pada kenyataannya dalam kehidupan kita sehari-hari, Tuhan tidak menghendaki kita melakukan hal seperti itu, menghindari atau bahkan membalas perbuatan orang tersebut.
Bangsa Israel juga pernah mengkhianati Tuhan dalam kehidupan mereka. Secara formalitas keagamaan, mereka mengaku umat Allah, namun dalam praktik kehidupan mereka sehari-hari, mereka menyembah berhala. Tuhan melihat bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa yang tegar tengkuk, untuk itulah Tuhan memberikan teguran kepada bangsa Israel dengan mengingatkan mereka kembali, bagaimana Tuhan telah menolong mereka dari penindasan di Mesir. Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak. Tetapi aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.”(Ay 10) Dengan kata lain Tuhan masih memberi kesempatan kepada bangsa Israel untuk bertobat dari tindakan mereka yang menyembah berhala. Tuhan menghendaki agar bangsa Israel berubah menjadi mengasihi dan mengikuti Allah dengan tulus, karena Tuhan Allah selalu mengasihi kehidupan mereka apapun keadaan mereka selama mereka datang kembali kepada Tuhan dan bertobat. (Ay. 9).
Kesempatan yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel juga berlaku bagi kita. Jikalau kehidupan kita saat ini masih belum berkenan dihadapan Tuhan bahkan kita seringkali meninggalkan Tuhan, mari kita segera bertobat. Kita menyadari kasih pengampunan Tuhan tercurah bagi kita yang mau bertobat. Dan kita juga bersedia mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan, agar kita tidak menjadi seperti bangsa Israel yang tegar tengkuk. Melalui kesempatan yang Tuhan berikan pada kita saat ini, marilah kita belajar untuk lebih setia dalam melakukan firman-Nya di kehidupan kita sehari-hari dengan senantiasa hidup takut akan Tuhan. Amin. [Ry].
“Tuhan selalu mengasihi kita, maka tidak ada kata terlambat untuk bertobat.”