Bacaan : Kisah Para Rasul 8 : 4 – 13 | Pujian : KJ. 425 : 1, 3
Nats: “Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ” (Ay. 5)
Dulu ketika saya masih remaja dan duduk di bangku SMP, ketika saya masih aktif dalam persekutuan remaja, saat diajak untuk praktik bersaksi secara sederhana. Saya merasa takut karena saya merasa pasti tidak mampu. Padahal praktik bersaksinya adalah dengan mengajak berbincang sederhana mengenai keselamatan dan mengenai Kristus. Belum melakukan praktik saya sudah merasa sangat takut. Padahal waktu itu cukup banyak teman-teman persekutuan yang dalam sharingnya mengatakan bahwa mereka berhasil bercakap-cakap. Dari antara mereka saya termasuk yang gagal untuk memulai. Setelah saya renungkan mengapa saya gagal untuk memulai ternyata karena saya membayangkan hal-hal yang tergambar dalam benak, yang semuanya itu berasal dari asumsi-asumsi yang negatif.
Ketika Filipus mulai diutus ke tempat yang ekstrim yaitu di Samaria, nampak bahwa ia pergi dengan semangat dan pemikiran yang positif. Bahkan label Samaria sebagai tempat yang ekstrim dalam hal ajaran-ajaran sesat tidak menggagalkan langkahnya untuk memberitakan Injil di sana. Ia melakukan pekerjaan Allah sebagai bagian dari tindakan bersaksi. Keberanian dan kesungguhan Filipus ini membuat Simon yang dikenal sebagai seorang penyihir pada akhirnya bertobat, mau dibaptis dan mengikut Kristus. Hal ini tentu bukan hanya karena Allah yang memanggil tetapi juga karena ada peran serta dari Filipus sehingga Allah memakainya masuk dalam karya Allah.
Sebagai umat kepunyaan Kristus tugas kita adalah bersaksi. Bersaksi melalui tindakan dan perkataan tanpa mempedulikan bayang-bayang apa yang dapat menggagalkan langkah kita. Sebelum kesaksian itu kita lakukan maka jangan sampai ada kata menyerah. Mencoba bersaksi dengan porsi dan cara yang sederhana pun dapat melatih diri kita untuk menjadi pribadi yang berdampak. Janganlah takut untuk bersaksi, yakini bahwa Tuhan akan menolong kita untuk memperkatakan kebenaran dan memberikan kita kemampuan untuk mewartakan kasihNya. (ASN).
“Mari terus bersaksi, nikmati setiap tantangannya sambil beriman menanti dampak kesaksian kita”