Menyuarakan Kebenaran Pancaran Air Hidup 14 Desember 2024

14 December 2024

Bacaan: Lukas 1 : 57 – 66  |  Pujian: KJ. 339 : 1
Nats: “Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Merekapun heran semuanya.” (Ayat 63)

Menyuarakan kebenaran tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi jika kebenaran tersebut bertentangan dengan nilai-nilai tradisi maupun kebiasaan umum, tentu kita akan menjumpai berbagai pertentangan dan penolakan. Meski demikian, menyuarakan kebenaran merupakan panggilan kita sebagai pengikut Kristus, sebab Firman Tuhan harus diberitakan dan berdampak bagi dunia yang penuh dengan kuasa kegelapan. Hal ini berarti tidak ada toleransi terhadap tindakan dosa dan kuasa kegelapan, namun harus diperangi dengan kebenaran Firman Tuhan untuk menciptakan dunia yang penuh damai sejahtera.

Sebagaimana keluarga imam Zakharia, ketika istrinya Elisabet melahirkan, ada suatu tradisi atau kebiasaan pemberian nama anak ketika bayi berumur 8 hari dan disunatkan. Sebagaimana kebiasaan umum yang ada, penamaan anak sering mengambil dari nama leluhur atau keluarganya sebagai bentuk penghormatan. Tetapi, Elisabet berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Meski tidak lazim bagi orang di sekitarnya, di sini Elisabet menunjukkan sikap bersedia mendengar apa yang Tuhan sampaikan kepada keluarga mereka dan berusaha untuk menaatinya. Sebab kelahiran Yohanes merupakan wujud kasih Allah yang nyata bagi keluarga Zakharia dan Elisabet, di kala keputusasaan mereka di usia yang lanjut namun belum memiliki keturunan. Bahkan ketaatan mereka membawa mukjizat bagi Zakharia yang semula bisu karena tidak percaya, namun seketika itu juga terbuka mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji-muji Allah.

Demikian pula dalam kehidupan kita, ketaatan dalam menyuarakan kebenaran firman Allah selalu mendatangkan berkat dan kuasa mukjizat yang melampaui keterbatasan manusia. Belajar dari Zakharia dan Elisabet, meskipun keputusan yang mereka ambil bertentangan dengan kebiasaan umum yang ada, namun ketaatan mereka akan kebenaran Firman Tuhan membawa dampak ketakjuban bagi banyak orang akan kuasa Allah yang nyata dalam kehidupan keluarga mereka. Mari kita menjadi umat yang taat dan setia menyuarakan kebenaran fiman Allah kepada dunia. Amin. [mojo].

“Keadilan, kebenaran, kebebasan. Itulah pangkal dari kebahagiaan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak