Menepati Janji Pancaran Air Hidup 12 Februari 2024

12 February 2024

Bacaan: Keluaran 19 : 7 – 25 | Pujian: KJ. 436
Nats: “Lalu Musa berkata kepada Tuhan, “Tidak mungkin bangsa itu akan mendaki Gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kami dengan mengatakan: Pasanglah batas sekeliling gunung ini dan nyatakanlah itu kudus.” (Ayat 23)

Dalam relasi sehari-hari, baik itu antara orang tua-anak, suami-isteri, sahabat pastilah kita pernah berjanji. Misalnya, sepasang kekasih yang menyatakan janji dalam ibadah pemberkatan perkawinan bahwa mereka saling menerima, saling mengasihi dalam keadaan apapun. Demikian pada musim pemilu saat ini, banyak calon legistatif yang menebar janji-janji mereka, tetapi saat mereka terpilih dan bertugas, mereka lupa dan melupa. Sungguh, menepati janji memang tidak semudah yang dibayangkan. Banyak orang yang gagal menepati janjinya karena tergoda dengan hal-hal lain yang lebih menggiurkan dalam hidupnya.

Perikop kita hari ini menceritakan tentang Tuhan yang akan menampakkan diri kepada bangsa Israel. Namun sebelum itu, Tuhan memberikan perintah dan peraturan kepada bangsa Israel melalui Musa, yaitu mereka harus menguduskan diri (Ay. 10) dan membuat batas di kaki gunung Sinai agar mereka tidak menyentuh ataupun merabanya. Jika melanggar, maka mereka akan binasa. Tidak tahu apa yang menjadi alasan dengan adanya perintah dan peraturan tersebut. Namun yang pasti itu haruslah dilakukan oleh bangsa Israel sebelum Tuhan menampakkan diri. Bangsa Israel pun berkomitmen memenuhi perintah tersebut, sebab mereka merindukan kedatangan Tuhan dalam kehidupan mereka. Meski demikian, sempat terjadi keraguan Tuhan terhadap bangsa Israel hingga Musa menegaskan dan meyakinkan Tuhan bahwa perintah Tuhan itu benar-benar akan dilakukan oleh bangsa Israel, “…tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami.” (Ay. 23).

Beberapa orang, banyak yang kewalahan dengan janji-janji yang pernah mereka ucapkan. Karena memang menyatakan janji lebih mudah daripada menepati janji. Dalam menepati janji membutuhkan komitmen yang teguh. Sebab tanpa komitmen, setiap orang mudah lalai dan abai terhadap janjinya. Supaya setiap janji itu benar-benar dapat kita tepati, maka mari kita belajar mengusahakan diri memiliki komitmen yang teguh. Terlebih, ketika kita diperhadapkan dengan permasalahan kehidupan, mari kita melatih diri agar kita tidak mudah tergiur dengan hal-hal yang dapat meruntuhkan komitmen kita terhadap janji yang pernah kita ucapkan. Dengan demikian, kita akan dapat melihat kemuliaan Allah dalam hidup kita. Amin. [ririt].

“Ora mung isa ngomong, nging ya nglakoni.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak