Bercermin Pancaran Air Hidup 12 Januari 2022

12 February 2022

Bacaan: Mazmur 1: 1 6 | Pujian: KJ. 379
Nats:
“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Ayat 3)

Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita tidak bisa lepas dari yang namanya bercermin. Seringkali kita bercermin, hanya untuk mengetahui pantaskah baju yang kita pakai, sudah sesuaikah tatanan rambut/ riasan wajah kita. Dengan kata lain, cermin tersebut membantu kita untuk melihat: sudah pantas atau belumkah diri kita, secara khusus ketika kita akan bertemu dengan orang lain.

Pada saat ini, Pemazmur mengajak kita untuk sejenak bercermin dan melihat keberadaan diri kita. Apakah kita ini termasuk kalangan orang yang benar atau justru berada pada kalangan orang-orang fasik? Pada dasarnya orang benar maupun orang fasik adalah sama-sama orang yang berdosa di hadapan Tuhan. Namun orang benar adalah orang yang mau mendengarkan Firman Tuhan dan memakai Firman tersebut untuk memperbaiki dirinya, serta mengarahkan hidupnya pada jalan keselamatan. Ia seperti orang yang bercermin, lalu menemukan hal yang kurang pantas dan dia mau memperbaiki atau menata ulang dirinya. Sekalipun hal tersebut akan membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih. Pemazmur menyebut orang benar tersebut sebagai orang yang berbahagia, yang hidupnya akan selalu diberkati Tuhan, dan apa saja yang diperbuatnya pasti berhasil (ay. 1-3). Sedangkan orang fasik adalah orang yang tidak mau mendengarkan Firman Tuhan. Dia tidak mau dituntun oleh kebenaran, orang yang hidup untuk menuruti hawa nafsunya saja. Dia seperti orang yang bercermin, lalu menemukan hal yang kurang pantas, namun justru dia mengabaikannya.

Memang tidaklah mudah, untuk mengekang diri supaya tidak menjamah kesalahan atau dosa. Seringkali kesalahan atau dosa terasa begitu manis, sehingga begitu sulit untuk ditinggalkan. Namun Pemazmur mengingatkan kepada kita, bahwa jalan orang fasik menuntun kepada kebinasaan, dan kebahagiaan hidup yang diperolehnya sama seperti sekam yang ditiup angin. Oleh karena itu, mari kita hidup sebagai orang benar, yang mau selalu bercermin dan memantaskan diri, baik di hadapan sesama maupun di hadapan Tuhan. Amin. [YAH].

 “Bercermin membuat kita sadar tentang siapa kita sebenarnya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak