Bacaan : Mazmur 106 : 1 – 6 | Pujian : KJ. 426
Nats: “Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu.” (Ay. 3)
Pak Bejo terheran-heran melihat pak Alex yang mengatakan bahwa dirinya kebal hukum. Naik motor tanpa helm tidak pernah ditilang. Mengendarai mobil tanpa surat lengkap juga selalu aman. Beberapa kali tersangkut masalah hukum berakhir dengan damai. Pak Bejo berpikir “Ah, alangkah bahagianya menjadi pak Alex. Ia bisa melakukan apa saja tanpa takut dihukum.” Mengetahui pikiran pak Bejo itu, istrinya menanggapi, “Sebentar pak, apakah kira-kira pak Alex itu benar-benar berbahagia ketika dia justru melanggar aturan? Kalau saya kok justru kasihan dengan pak Alex. Apa yang dia lakukan justru menunjukkan bahwa dia itu orang yang tidak bisa patuh dan setia pada kebaikan. Bukankah, aturan berlalu lintas itu dibuat untuk tujuan kebaikan?”
Setujukah kita dengan pandangan bu Bejo? Pandangan bu Bejo itu selaras dengan apa yang pemazmur yakini bahwa kebahagiaan itu menjadi milik mereka yang berusaha hidup setia dengan mentaati hukum/aturan dan berbuat adil dalam setiap keadaan. Ketaatan hidup yang demikian mungkin tidak mudah, karena ada keinginan diri yang mungkin tidak terpenuhi dan kenikmatan yang mungkin tidak terpuaskan. Namun, bagi orang-orang yang berjuang untuk taat pada apa yang baik, penting dan benar sekalipun itu bukan hal yang disukai, sejatinya ia telah meraih kebahagiaan. Pemazmur mengajak umat untuk merasakan kasih setia dan kemurahan Tuhan yang dinyatakan dalam hidup yang lalu, sejak jaman nenek moyang mereka. Melalui sejarah leluhur itu, umat akan bersyukur akan kesetiaan yang membahagiakan sekaligus waspada akan kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan pada waktu yang lalu.
Pernahkah kita mengalami hal serupa? Kita mungkin kehilangan keinginan yang menyenangkan, namun sebenarnya kita berbahagia ketika telah berusaha taat pada apa yang baik. Mari tetap setia kepada Tuhan sumber kebaikan dengan bersyukur dan waspada terhadap apa yang kita lakukan. Tetaplah taat melakukan hal yang benar, penting, baik dan berharga. (KRW).
“Sekalipun tidak kita sukai, jika itu baik, benar, penting dan berharga, mari kita lakukan itu dengan setia.”