Kabar Gembira Pancaran Air Hidup 10 Februari 2022

10 February 2022

Bacaan: Kisah Para Rasul 13 : 26 34 ǀ Pujian: KJ. 3
Nats:
Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita,…” (Ayat 32-33).

Berita yang baik lebih mendatangkan kegembiraan daripada kabar yang kurang baik. Seorang anak akan senang, saat orang tuanya berjanji: datang membelikan oleh-oleh. Seorang pelamar pekerjaan akan sangat bergembira, jika mendengar lamarannya diterima. Demikian juga orang tua akan sangat bersyukur bahagia, saat anak-anaknya sukses meraih prestasi dan masa depan. Adalah benar: hati yang gembira adalah obat yang manjur dan memberi efek yang luar biasa.

Demikianlah saat rasul Paulus dan rasul lainnya tiba di Antiokhia di Pisidia dalam karya pelayanannya. Mereka datang dengan menyampaikan kabar gembira berkenaan dengan janji yang telah diterima oleh nenek moyang mereka. Dan janji itu telah digenapi. Kegenapan janji itu dinyatakan di dalam Yesus Kristus yang dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Dengan kebangkitanNya itu setiap orang percaya memperoleh pembebasan dari dosa. Pembebasan dari dosa hanya ada di dalam Yesus Kristus, supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah itu. Begitu gembiranya mereka, sampai-sampai para rasul diminta untuk berbicara berulang-ulang tentang pokok yang sama di hari-hari sabat berikutnya.

 Kabar gembira tidak akan menjemukan untuk didengar, meskipun berulang disampaikan. Kabar gembira akan membangkitkan semangat bagi pendengarnya apalagi saat sekarang ini penting untuk imun tubuh. Kesukacitaan orang-orang percaya sesungguhnya bersumber dari sabda Tuhan. Sabda Tuhan yang telah menjadi rahmat baginya. Itulah kegembiraan sejati. Dunia saat ini sedang dirundung kegelisahan. Ada banyak persoalan yang merampas kegembiraan yang sejati itu. Eksistensi gereja dan setiap orang percaya dimanapun memiliki tanggung jawab untuk mewartakan kegembiraan itu. Oleh karenanya, rahmat bahagia ini tidak boleh dinikmati sendiri. Setiap orang percaya yang telah menerima kesukacitaan itu hendaknya mau menceritakan pula kepada orang lain agar kabar gembira itu tidak berhenti pada diri kita saja. Kita perlu meneruskan kesukacitaan itu kepada orang lain, agar lebih banyak orang yang merasakan kasih dan rahmat Tuhan juga. Gereja dan orang percaya harus menjadi berkat. Amin. [ECWS].

 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak