Pulang Malu Gak Pulang Rindu

23 October 2016

Bacaan : Mazmur 84 : 1 – 7 | Pujian: KJ 84
Nats: “Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.” [ayat 5]

Pernah suatu kali dalam perjalanan tugas pelayanan, posisi saya berkendara seang berada di belakang sebuah truk dengan tulisan “Pulang Malu gak Pulang Rindu”. Entah apa yang dipikirkan oleh pemilik atau pengemudi truk itu sehingga menuliskan kalimat yang bagi saya cukup memiliki arti yang dalam. Mungkin dia adalah perantau yang begitu lama bekerja sebagai sopir dan tidak memiliki waktu kesempatan yang cukup untuk pulang dan berjumpa dengan keluarga. Bisa jadi juga sang sopir ini dalam rantauannya belum menemukan apa yang dicari sehingga belum memiliki keberanian untuk kembali ke rumahnya, sehingga ditulislah “Pulang Malu gak Pulang Rindu”. Rasa rindu itu tentu cukup dalam.

Penggalan lagu Mazmur bani Korah ini juga dapat dibilang sebagai wujud ungkapan rindu untuk pulang ke rumah Tuhan. Mereka yang menyanyikan lagu ini adalah para peziarah kota suci yang ingin sekali tinggal di rumah Tuhan bagai burung pipit dan burung layang-layang yang berbahagia dekat dengan misbah kudus-Nya. Bukan hanya para peziarah, siapapun orangnya saat diam di dalam rumah Tuhan pasti merasakan damai dalam hati. Rumah Tuhan itu tempat yang menentramkan.

Jauh dalam diri orang muda, kobaran semangat yang menyala-nyala terkadang tanpa sadar menuntun diri hingga jauh dari rumah Tuhan, ketika telah merasakan nikmatnya sampai lupa untuk pulang. Saat terasa kembali rasa rindu untuk pulang, rasa malu-pun menghalang. Hal ini mungkin menjadi salah satu yang menjadikan orang muda meninggalkan rumah Tuhan untuk mencari nikmat di luar sana. Lagu dalam Mazmur 84 ini mengingatkan: di rumah Tuhan ada berkat, di rumah Tuhan ada suka cita, di rumah Tuhan itu ada damai. Dalam indahnya syair lagu Mazmur itu, biarlah rasa malu itu hilang diganti dengan semangat dan kerinduan untuk pulang dan tinggal di rumah Tuhan. Amin (GaSa).

-Muliha angger, dengan tangan terbuka Tuhan menantimu-

Renungan Harian

Renungan Harian Anak