Bacaan : Matius 12 : 33 – 37 | Pujian: KJ 309 : 1
Nats: “…Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.” [ayat 33]
Di dalam ilmu pertanian, untuk menghasilkan buah yang baik salah satu cara yang bisa dilakukan adalah okulasi dengan pohon yang baik. Perubahan itu harus dimulai dari pohonnya, dari dalam menuju keluar. Mustahil jika merubah dulu buahnya menjadi baik maka pohonnya akan ikut baik.
Banyak orang beranggapan bahwa kepala manusia yang di dalamnya terdapat otak dan syaraf-syaraf penting lainnya menjadi pusat dan pengatur kegiatan manusia. Dari bacaan di atas ternyata Alkitab mengatakan bahwa pusat kehidupan manusia adalah hati. Hatilah mempengaruhi otak manusia, yang kemudian mempengaruhi bagian yang lain. Hati memengaruhi seluruh perasaan dan perilaku seseorang. Apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Di balik setiap ucapan ada motivasi, entah positip ataupun negatip. Apapun motivasinya Allah mengetahui dan menilai, lalu pada akhirnya akan membuat suatu perhitungan atas motivasi dari perkataan itu.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang Farisi seperti keturunan ular beludak. Ular beludak adalah ular dengan diameter yang tidak besar, tidak panjang, kulitnya indah dan licin, tetapi lidahnya penuh bisa yang mematikan. Dari luar tampak indah tetapi di dalam penuh kebusukan yang mematikan.
Setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Oleh karena itu perhatikan dengan baik setiap perkataan yang hendak kita ucapkan. Kata-kata kita harus menjadi berkat bagi orang lain. Berkata-kata yang positip, membangun, membawa kedamaian, kebenaran dan mampu membawa orang kepada Kristus dan menikmati kasih karunia-Nya.
Pohon ibarat hati, perkataan dan perbuatan adalah buahnya. Mari kita melekatkan hati kita pada Allah sebagai pohon kehidupan. Kita okulasikan hati kita pada hati Allah. Bila Roh Allah berkuasa dalam hati kita maka bahasa yang kita pakai adalah bahasa yang membangun, dan perbuatan kita bisa menjadi berkat bagi ciptaan Tuhan yang lainnya. [DYRA]
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4 : 23)