Bacaan : 1 Samuel 25 : 23 – 35 | Pujian: KJ 467
Nats: “Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.” [ayat 24]
Anak-anak Allah sebagai pembawa damai adalah ciri khas yang harus dipelihara. Ini memang sulit. Jangankan mendamaikan orang lain, diri sendiri pun seringkali tidak luput dari permusuhan dunia ini. Dunia ini penuh dengan permusuhan, kedengkian, dan sikap-sikap yang berpusat pada diri sendiri.
Berbeda dengan Nabal yang bertindak bodoh dengan mengobarkan api peperangan, Abigail sang istri justru menunjukkan sikap yang rendah hati dengan menghadap Daud yang hendak menyerang rumah mereka. Ia berdiplomasi menawarkan damai kepada Daud dan mempersembahkan makanan yang sangat dibutuhkan Daud beserta para pengikutnya. Dengan begitu tulus Abigail mengakui kesalahan Nabal, bahkan mengorbankan diri dengan mengakui bahwa perbuatan Nabal adalah kesalahan dan kecerobohan dirinya, pun bahkan dia siap menanggung kesalahan itu. Sungguh sikap yang luar biasa, pasang badan demi keselamatan keluarga.
Sesungguhnya dengan kecantikannya bisa saja Abigail menggoda Daud. Tidak demikian dengan Abigail. Ia tidak egois, apalagi mencari kesempatan dalam kesalahan keluarganya. Dari ketulusan dan kearifannya itu Abigail akhirnya berhasil membuahkan damai. Kemarahan Daud menjadi reda, bahkan menjadikan Daud bersyukur, tidak jadi mengumbar amarah yang dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal.
Yang menggejala sekarang ini orang justru pura-pura tidak tahu, bahkan melindungi anggota keluarga yang bersalah. Jangankan minta maaf, bukan tidak mungkin orang yang menjadi korban justru dikecam.
Memiliki jiwa kepioniran memang tidaklah selalu mudah, sebab bisa jadi justru terjerumus dan terbelit masalah. Apalagi jika kita atau keluarga yang tersangkut masalah berada pada pihak yang salah dan kalah. Belajar dari pengalaman Abigail, maka cara yang terbaik adalah mengalah dan mengakui kesalahan kita, bila kita memang bersalah. Biasanya orang pun akan bersedia memaafkan kita. Amin [GaSa]
-Ngalah kanggo menang-