Bacaan : Lukas 9 : 1 – 6 | Pujian: KJ 426
Nats: “Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.” [ayat 6]
Jika dilakukan survey tentang pekerjaan apa yang dianggap paling menyebalkan bagi masyarakat, maka pekerjaan sebagai Salesman mungkin akan masuk ke dalam daftar tersebut. Profesi Salesman dianggap sangat menyebalkan karena identik dengan memaksa orang lain untuk membeli sesuatu.
Bagi seorang Salesman, hal yang paling ditakutkan adalah apabila ia ditolak oleh calon pembeli. Semakin sering ditolak, maka pola pikir negatif bahwa ia pasti akan ditolak lagi dan lagi akan semakin subur berkembang di dalam dirinya. Bagi perusahaan yang baik, maka biasanya Salesman yang baru akan didampingi oleh Salesman senior, sehingga ia dapat merasakan dan melihat bagaimana teman Seniornya itu menghadapi penolakan-penolakan dari calon pembeli dan merubahnya menjadi sebuah penjualan.
Tuhan Yesus juga menyadari, bahwa para murid juga harus berlatih untuk berbicara berhadap-hadapan dengan orang-orang yang mereka temui. Yang mereka “jual” adalah gagasan atau ide tentang Kerajaan Allah. Tentu kita dapat membayangkan betapa sulitnya untuk “menjual” ide tentang Kerajaan Allah yang tidak dapat dilihat dan dibuktikan secara kasat mata keberadaannya. Bayangkan saja bagaimana reaksi yang timbul dari masyarakat Yahudi pada saat itu ketika mendengar gagasan ini?
Tuhan Yesus sadar bahwa tidak semua orang akan mau menerima konsep Kerajaan Allah. Karena itu Ia mengingatkan para muridNya bahwa ada kemungkinan mereka akan ditolak. Sikap mental yang baik memang perlu diasah, dan keberanian menghadapi penolakan itu baru akan diperoleh bila para murid mau memberitakan kedatangan Kerajaan Allah.
Seperti halnya para murid yang harus siap untuk ditolak, maka kehadiran kita sebagai orang Kristenpun juga harus senantiasa siap untuk menerima penolakan. Namun janganlah surut karenanya! Kasih Tuhan yang hendak menjangkau dunia ini haruslah kita wujud-nyatakan. [DK]
“Penolakan bukanlah sebuah akhir, ia adalah awal dari sebuah penerimaan.”