Memilih Pergaulan

5 July 2016

Bacaan: Efesus 5: 6-20  |  Pujian: KJ 343
Nats:
Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.” (Ayat 7)

Film Tarzan menceritakan tentang anak sebuah keluarga bangsawan Britania, yang ditinggalkan di pantai Afrika oleh para pemberontak. Orangtuanya meninggal ketika ia masih kecil, lalu ia dibesarkan oleh kera-kera besar yang spesiesnya tidak dikenal oleh ilmu pengetahuan. Karena bergaul dan diasuh oleh kera-kera besar maka Tarzan berjalan, bersikap dan berbicara seperti kera, bukan seperti manusia.

Orang bijak mengatakan, pergaulan menentukan kesuksesan seseorang. Hidup memiliki banyak teman tentu sangatlah baik dan penting, tetapi bergaul dengan tepat dengan teman-teman yang kita miliki adalah landasan penting untuk mencapai kehidupan yang baik. Apalagi jika kita hidup di era modern seperti ini. Sebuah masa di mana batasan antara kawan dan lawan sangatlah tipis. Salah menempatkan diri dalam pergaulan bisa berdampak tidak baik dan bahkan merugikan bagi kehidupan kita.

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengajarkan tatanan kehidupan yang baru sebagai anak-anak terang. Kehidupan yang tidak memilih-milih dengan siapa kita menjalin pertemanan, tetapi tetap mejaga diri dalam pergaulan yang baik, sehat dan seturut dengan kehendak Tuhan. Ada sebuah perbedaan yang sangat penting antara “memiliki teman” dan “bergaul dengan teman”. Pengertian bergaul di sini lebih kepada kehidupan kita yang begitu dekat dengan teman. Dari konsep ini, jelas sudah bahwa pergaulan yang kita jalani akan menentukan sikap hidup kita. Hal ini sama dengan cerita tarzan, yang berubah sikap seperti kera manakala hidup bergaul dengan kera.

Sebagai anak terang, tentulah kita boleh memiliki teman sebanyak-banyaknya. Namun kita harus cermat dan bijak saat memutuskan dengan siapa kita harus bergaul. Pergaulan yang baik pastilah mendatangkan dampak yang baik kepada kita. Demikian pula sebaliknya pergaulan yang buruk merugikan kita.  Ini adalah sebuah konsep kehidupan anak Tuhan di masa kini. (Oka)

“Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan hidup yang baik. Berhati-hatilah!

Renungan Harian

Renungan Harian Anak