Bacaan: Matius 9: 27-34 | Nyanyian: KJ 426
Nats: “Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.” (ay. 31)
Pada suatu hari saya berjalan kaki menuju sebuah toko bersama anak saya, yang waktu itu dia kira-kira berumur 7 tahun. Sambil berjalan berpegangan tangan dia menyanyikan lagu “Puji Tuhan, Haleluya.” seperti yang saya ajarkan. Ketika kami berjalan dan bernyanyi, kami berpapasan dengan seorang ibu yang tidak kami kenal. Dia memandang kami sambil tersenyum senang. Setelah saya pandang, ternyata dia tersenyum manis kepada anak saya, bukan kepada saya. Begitulah anak kecil pun bisa menjadi alat kemasyhuran nama Tuhan kepada orang lain. Anak kecil begitu polos dan murni hatinya. Kepolosan, kemurnian dan kegembiraan hatinya yang ceria begitu menyenangkan semua orang. Nama Tuhan yang dimasyhurkannya terdengar begitu suci dan murni.
Dua orang buta yang dicelikkan oleh Tuhan Yesus dalam bacaan kita juga mengalami kegembiraan yang luar biasa. Karena kegembiraannya itu mereka memasyhurkan nama Tuhan Yesus di seluruh daerah mereka. Ungkapan kegembiraan mereka tidak bisa dihentikan atau dibatasi, bahkan oleh Tuhan Yesus sendiri sekalipun. Kehendak Tuhan Yesus supaya mujizat itu tidak diketahui orang lain adalah karena Dia tidak menghendaki orang banyak mangangkat Dia menjadi Mesias dengan pengertian yang salah, yaitu secara politis. Sekarang, setelah keMesiasanNya menjadi nyata untuk dunia, kita diperkenankan untuk memasyhurkan namaNya kepada semua orang. Siapa pun diperkenankan memasyhurkan namaNya, baik orang dewasa maupun anak-anak kecil.
Mari kita bekali anak-cucu kita untuk memasyhurkan namaNya kepada semua orang. Kita perlu mengajarkan dan mengingatkan mereka bahwa segala sesuatu yang mereka alami adalah karena kemurahan dan mujizat Tuhan bagi mereka. Mereka bisa lahir selamat dan dengan anggota tubuh yang lengkap, tumbuh bisa berjalan dan berlari, bisa mengendarai sepeda, bisa sekolah dan bernyanyi, sembuh dari sakit, dsb, adalah karena kemurahan dan mujizat Tuhan bagi mereka. Kita ajari mereka untuk bisa menceritakan itu kepada teman-temannya. Kita ajari mereka untuk memuji Tuhan tanpa rasa malu kepada siapapun. Dimasyhurkanlah nama Tuhan melalui mereka dan kita! [st]
“Buatlah orang lain tersenyum karena kemasyhuran nama dan karyaNya!”