Melempari atau Dilontari Batu?

25 August 2016

Bacaan : Bilangan 15 : 32 – 41  |  Pujian: KJ  400 : 1 – 4
Nats: “Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu” [ayat 40]

Apa yang akan anda pilih, jika anda diminta memilih: melempari orang lain dengan batu atau anda yang dilontari dengan batu? Saya kira anda akan setuju dengan saya, jika saya mengatakan: apa sih enaknya dilontari dengan batu?

Untuk itu, kita membutuhkan kemampuan untuk dapat melihat dan memahami rambu-rambu, agar dapat menempatkan diri secara bijaksana di tengah-tengah kehidupan ini. Pada umumnya, menghakimi atau menyalahkan orang lain lebih mudah daripada melakukan apa yang benar sebagai buah kepatuhan dan ketaatan.

Melempari batu orang yang mengumpulkan kayu pada hari Sabat mendapatkan hukuman berat, yaitu ia dilontari batu sampai mati, sebab mencari kayu dianggap sebuah kerja, padahal bekerja dilarang pada hari Sabat. Hukuman ini dimaksudkan sebagai sebuah pembebasan dari dosa, yaitu dosa menentang hukum Allah, melawan larangan bekerja di hari Sabat.

Untuk menghindari hukuman berat tersebut, dibuatlah rambu-rambu agar orang dapat hidup lebih benar. ‘Jumbai peringatan’ demikian judul bacaan pada ayat 37-41. Jumbai-jumbai mengingatkan orang Israel untuk tidak menuruti keinginan mereka sendiri, tetapi agar mereka lebih mencari perintah Tuhan.

Penyembahan kepada berhala membawa seseorang hidup dengan berpusat atau fokus pada diri sendiri (egois), sebab perhatiannya lebih kepada apa yang akan diperoleh dari melayani atau beribadah kepada  berhala. Keberuntungan, kemakmuran, hidup panjang, dan kemenangan dalam pertempuran diharapkan datang atau pemberian dari para dewa (berhala). Beda dengan ibadah dan penyembahan kepada Allah. Para orang percaya perlu mengesampingkan egonya agar tidak menjadi egois. Sebagai ganti dari harapan kita agar Allah melayani kita, maka kitalah yang melayani-Nya, dan kita tidak mengharap upahnya. Kita melayani Allah sebagaimana seharusnya dan bukan untuk memperoleh sesuatu dari-Nya. Tanpa mengharapkan pun, Tuhan akan memberikan kepada kita. Amin.[Esha]

“Kepatuhan kepada Allah membuahkan hidup yang benar.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak