Bacaan : Roma 1: 8 – 15 | Pujian: KJ 320
Nats: “…semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.” (ay. 10)
Dari sekinan banyak Kepala Keluarga, sekian banyak jiwa di gereja kita belum semua terlibat secara aktif dalam dinamika dan pelayanan di jemaat. Alasan klasiknya ada yang merasa tidak punya waktu, ada juga yang merasa tidak tahu bagaimana caranya, ada yang merasa belum siap yang dibungkus dalam kalimat “kula dereng cumadhang”. Libih ironis jika ada pernyataan bahwa pelayanan dalam jemaat tidak sesuai dengan minat dalam hatinya.
Paulus belum mengenal secara langsung jemaat Roma. Ia belum pernah bertemu dengan mereka. Namun ia tidak dapat melepaskan perhatiannya kepada mereka. Meski hanya mendengar berita tentang iman mereka, ia menyatakan keterlibatannya dengan bersyukur kepada Allah (ayat 8). Dan walau tidak kenal, Paulus tak enggan mendoakan mereka (ayat 9). Malah kerinduannya yang begitu besar untuk bertemu dengan mereka mendorong dia berdoa agar diberi kesempatan untuk mengunjungi mereka (ayat 10). Ia merindukan persekutuan yang terjalin baik dengan mereka (ayat 11-12). Ia ingin menguatkan iman mereka melalui karunia rohani yang dia miliki. Juga sebaliknya, ia ingin dirinya dikuatkan oleh iman mereka. Dalam pertemuan itu, ia berharap menemukan buah-buah kebaikan di antara mereka.
Melalui ungkapan Paulus dalam suratnya ini, kita dapat belajar bahwa keterlibatan dalam pelayanan di di jemaat Tuhan sesungguhnya tidak dibatasi oleh waktu, kesiapan diri dan minat. Kita bisa melayani jemaat dengan bersyukur dan mendoakan. Kita bisa menemukan informasinya melalui warta jemaat, baik yang tertulis maupun yang disampaikan langsung saat kebaktian. Bahkan kita juga bisa melayani melalui karunia talenta yang Tuhan anugerahkan kepada kita walau mungkin pada saat ini belum ada aktivitas yang sesuai dengan talenta itu. Berupayalah dan berdoalah agar kita bisa memperlengkapi jemaat melalui karunia yang ada pada kita. Mari melayani, gereja membutuhkan kita. (GaSa)
“Bisa turut melayani adalah menyenangkan diri, orang lain dan Tuhan.”