Bacaan: Lukas 17:1-4 | Pujian: KJ 26:1,2,3,4.
Nats: “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia!” (ayat 3)
Di tengah masyarakat Jawa sering terdengar ujaran: ‘kuping apa canthelan?’, sebagai ungkapan rasa jengkel sebab nasihat yang diberikan tidak dipedulikan. Yang penting bukan pada seberapa sering kita menerima atau memberi nasihat, melainkan seberapa efektif nasihat itu bagi kita! Nasihat adalah anjuran yang baik, bisa berupa petunjuk, peringatan, dan teguran. Nasihat berlaku di antara orang yang memiliki hubungan dekat misalnya saudara atau teman dan sahabat.
Nasihat Tuhan Yesus berisi dua hal, yakni: Jangan menjadi ‘trouble maker’ dan Mengampuni. Seseorang menjadi ‘trouble maker’ apabila ia menyesatkan! Hukuman bagi penyesat adalah lehernya digantungi batu dan dibuang ke laut (ay.2 bdk. Mat 18:6). Sebagaimana Tuhan Yesus menujukkan peringatan-Nya ini kepada para pemimpin agama yang hidupnya munafik (Mat 23:15). Seseorang yang memberi nasihat, atau bahkan seseorang yang mengajar sesamanya memiliki tanggungjawab serius (Yak 3:1). Untuk itu, dibutuhkan sikap jujur, tulus, dan tidak munafik.
Memberi nasihat itu berarti membimbing seseorang untuk memberikan perhatian ekstra atas dosa atau kesalahannya, dengan maksud agar orang tersebut dapat merestorasinya bersama Allah. Jika kita merasa harus memberi nasihat untuk sesama kita, sebaiknya kita meneliti sikap dan kualitas hidup kita, misalnya dengan bertanya kepada diri sendiri: apakah saya mengasihi sesamaku/ sahabatku/ saudaraku? Relakah aku mengampuninya?
Mengampuni? Oh, cukup tiga (3) kali saja! Kita menganggap mengampuni cukup tiga kali saja! Bagi Tuhan Yesus, setiap orang yang berbuat salah dan setiap kali ia menyesalinya, kita wajib mengampuninya. Bukan jumlah pengampunan, sebab pengampunan itu tanpa batas.
Telinga kita berjumlah dua dan mulut kita satu. Kita lebih sering menggunakan telinga atau mulut? Jujur, kita lebih banyak menggunakan mulut kita, bukan dua telinga kita. (Esha)
“Tuhan Yesus sumber pengampunan dan penghiburanku.”