Bacaan : Amsal 8 : 32 – 36 | Pujian: KJ 184
Nats: “Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak.” [ayat 33]
Dick Whittington adalah seorang anak yatim piatu miskin yang meninggalkan desanya untuk mencari keberuntungan di London. Sudah tiga hari ia berjalan kesana-kemari tanpa makan, Whittington jatuh lemas. Namun beruntung, ia diselamatkan oleh Tuan Fitzwarren seorang pedagang kaya raya. Whittington akhirnya bekerja di rumah Tuan Fitzwarren dan untuk pertama kali di hidupnya ia punya kamar. Kamar itu adalah ruangan kecil di atap rumah sang saudagar. Sebenarnya Whittington sama sekali tak keberatan dengan ruangan mungilnya, namun masalahnya di malam hari kamar tidurnya dipenuhi tikus-tikus yang mengganggu istirahatnya. Sampai suatu hari, ia mendapatkan upah pertamanya lalu ia membeli seekor kucing. Sejak itu tidurnya menjadi nyenyak karena si kucing memangsa semua tikus. Namun kemudian sang majikan mengumpulkan para pelayan di rumahnya dan meminta semua pelayannya untuk menitipkan sesuatu padanya agar bisa ia bawa di kapal dagangnya sehingga bisa dijual di negri lain. Whittington tak punya apa-apa kecuali kucing itu. Karenanya ia menitipkan si kucing pada tuannya dengan air mata berderai. Beberapa bulan kemudian sang tuan datang kembali, ia membawa kabar luar biasa untuk Whittington. Kucingnya dibeli oleh Raja Barbary dengan banyak sekali koin emas untuk Whittington. Sejak itulah Whittington mulai belajar mengelola uangnya dari Tuan Fitzwarren dan menjadi pedagang sukses. Bahkan konon, Whittington menjadi walikota London tiga kali berturut-turut.
Kisah Whittington adalah kisah tentang bagaimana kehidupan keras mendidik seorang anak begitu rupa dan membuatnya sukses di masa dewasanya. Karena itulah penulis Kitab Kebijaksanaan ini juga menyatakan bahwa pendidikanlah yang menjadikan kita bijaksana. Saudara, sebenarnya peristiwa Natal adalah cara Allah mendidik kita. Ya, Ia Yang Mahasempurna mau datang ke dalam dunia yang serba terbatas untuk membawa kita ke dalam sebuah pendidikan hidup yang baru, hidup yang penuh karunia dan rahmat.
Nah…mari berefleksi, apakah di Natal tahun ini kita sudah memperhatikan didikan Tuhan? Ataukah didikan itu hanya dihabiskan dengan kesibukan dan keriuhan semu saja? Selamat Natal! Selamat menjalani pendidikan! [Rhe]
“Natal adalah cara Tuhan menolong kita belajar meneladani-Nya.”