Bacaan : 1 Petrus 2 : 11-17 | Pujian: KJ 424
Nats: “Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.” (ayat 12)
Hidup di tengah negara yang pluralis seperti Indonesia memang tidak mudah. Orang Kristen sebagai penganut agama minoritas seringkali mendapatkan kesulitan dan tantangan yang tidak sedikit. Tercatat beberapa gereja mendapat ancaman dan larangan untuk melakukan ibadah di kawasan-kawasan tertentu. Apa yang harus kita perbuat dalam menghadapi kondisi seperti ini?
Rasul Petrus menasehati orang-orang percaya yang sedang teraniaya pada waktu itu untuk memiliki “cara hidup yang baik” dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang pada akhirnya akan memuliakan Allah. Tujuannya bukan hanya agar tidak ada celah untuk disalahkan dan difitnah, tetapi yang lebih utama ialah agar melalui perbuatan baik tersebut pada akhirnya dapat menarik balik orang yang membenci mereka untuk mengenal Allah yang telah menyelamatkan mereka itu.
Kitapun diharapkan dapat memancarkan kasih Kristus di tengah dunia ini, sehingga orang lain juga dapat merasakan kemuliaan Allah melalui kehidupan kita. Bayangkan perubahan yang akan terjadi ketika kasih, pengampunan, keadilan dan damai sejahtera tersebar melalui perbuatan-perbuatan kita yang meneladani Kristus.
Dibandingkan mendengar orang di sekitar kita mengatakan, “Iiih orang Kristen kelakuannya kayak gitu!”, tentu akan jauh lebih indah bila orang berkata tentang keberadaan kita sebagai orang Kristen, “Kantor kita menjadi lebih baik karena anda bekerja di sini” atau “Senangnya di lingkungan kita ada orang yang seperti anda”. Bila dunia sudah tertarik, dunia akan rindu mengenal bagaimana kuasa Kristus sanggup bekerja secara luar biasa melalui hidup kita. Karena setiap orang Kristen sesungguhnya adalah “iklan” bagi kekristenan. [retno]
“Hiduplah baik, sehingga orang bisa mengenal Kristus lewat kehidupan kita!”