Bacaan: Roma 11: 1-10 | Pujian: KJ 239
Banyak ajaran palsu yang disampaikan di gereja-gereja. Banyak diberitakan bahwa orang yang hidup di dalam Tuhan Yesus pasti selalu mengalami kesuksesan, pasti dilimpahi berbagai-bagai berkat. Orang yang sungguh beriman kepadaNya tidak akan mengalami penderitaan, kegagalan, penyakit, kesusahan. Kalau ada orang Kristen yang mengalami kemiskinan dan berbagai-bagai penderitaan, itu berarti dia belum benar-benar hidup dan tidak mantap imannya kepada Kristus.
Karena itu ribuan orang berduyun-duyun datang ke pengajaran seperti itu. Sebab, mereka sangat menginginkan hidup yang selalu berkelimpahan dan bebas dari segala penderitaan. Mereka enggan menderita dan hanya ingin yang enak dan nyaman.
Tidaklah begitu yang diajarkan oleh Tuhan, melalui Rasul Paulus dalam bacaan kita hari ini. Umat yang dipilih oleh Allah tidak selalu mengalami hidup yang nyaman. Bahkan mereka sering mengalami hidup seperti ditinggalkan oleh Allah, artinya mengalami berbagai penderitaan. Orang-orang yang menderita bukan berarti ditinggalkan oleh Allah. Dan orang-orang yang nyaman hidupnya serta menikmati pesta, sebenarnya bisa jadi karena tidak melihat dan tidak mendengar kebenaran Allah.
Kasih karunia Allah diberikan kepada umatNya menurut kehendakNya sendiri. Kasih karuniaNya tidak bisa diminta menurut kehendak dan keinginan manusia. Allah menghendaki kemurnian hati umat pilihanNya. Allah sangat berkenan atau senang dengan umatNya yang demikian itu. Dia tidak menyukai orang yang diperbudak atau menyembah dewa kenikmatan, materialisme dan kesuksesan, lalu meminta semuanya kepada Allah. Allah tidak mau dijadikan pemuas kesukaan manusia.
Kemudahan-kemudahan zaman sekarang memicu generasi masa kini untuk selalu mendapatkan kenyamanan, kenimatan dan kesuksesan. Kalau tidak mengalami kenyamanan hidup itu mereka malu, bukan malu karena dianggap miskin dan gagal, tetapi malu dianggap tidak mantap iman, tidak rohani.
Kita harus melatih diri terus dan mengajari anak-cucu kita untuk tetap setia kepada Tuhan walau pun tidak mengalami kenyamanan, kenikmatan dan kesuksesan duniawi. [st]
“Tuhan, murnikanlah hati kami dan anak kami dalam mengikut Tuhan!”