Hidup, Mengalir Saja Tak Cukup

13 June 2016

Bacaan: Galatia 2:1-10 | Pujian: KJ 436:1,2,3.
Nats:
“… sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.” (ayat 5).

Saya sering mendengar (juga menyaksikan di televisi) orang berkata bahwa ia menjalani hidup dengan semboyan: Hidupku mengalir saja, seperti air! Saya berpikir, rupanya banyak orang yang membayangkan, menganggap, dan berpendapat bahwa dengan semboyan itu hidup seseorang seolah berjalan dengan begitu mudah dan aman. Tetapi saya justru membayangkan yang sebaliknya, sebab air mengalir akan menemui, menerjang berbagai hambatan serta tantangan, dan mencari jalan keluar agar dapat tetap mengalir. Air sungai mengalir, kelihatannya begitu tenang, tetapi bukankah kita melihat bahwa ada dinamika bagi air tersebut, misalnya air sungai tertumbuk batu, terhempas, kemudian menghantam akar pohon, tertahan kelokan sungai, dll. Jadi, masih menurut saya, hidup mengalir saja tak cukup. Hidup itu harusnya disertai semangat maju pantang menyerah.

Lalu, apa saja yang kita butuhkan agar kita tidak menganggap gampang hidup kita, sehingga kita tidak sekedar mengalir dan begitu saja menyerah? Beberapa hal berikut ini dapat menolong kita untuk memiliki daya juang, agar kita dapat berdinamika secara benar:

  1. Paulus bersikap toleran dan sabar terhadap banyak hal, tetapi ia tegar dan tetap teguh dalam hal ‘kebenaran Injil’. Paulus memahami bahwa Injil ini sama sekali tidak boleh berkompromi untuk alasan yang kita anggap benar, misalnya untuk kedamaian, kesatuan, atau kesepakatan akhir;
  2. Allah tidak diskriminatif dalam memberlakukan cinta kasih-Nya, Ia tidak membedakan ras, reputasi, kedudukan, prestasi, dll;
  3. Allah melihat dan menilai hati, yaitu bagian batin seseorang yang sungguh-sungguh berpaling kepada-Nya dalam kasih, iman, dan kekudusan, sehingga kita tidak bisa berpura-pura, palsu, apalagi munafik; dan
  4. Allah menerima setiap orang yang takut akan Dia dan mengamalkan kebenaran. Amin. (Esha).

“Hidup adalah tantangan, hadapilah! Hidup adalah keindahan, kagumilah! Hidup adalah tragedi, tangisilah! Hidup adalah tugas, tekunilah! Hidup adalah misteri, takjubilah!” (Dr. Andar Ismail)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak