Hidup Kudus Dengan Cinta Kasih

17 July 2017

Bacaan : 1 Tesalonika 4:1-8    |   Pujian : KJ 353
Nats
: “Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan apa yang kudus.” (ayat 7)

Tuhan menciptakan manusia menurut citra Allah, berjenis pria dan wanita dengan ciri yang berbeda-beda dalam bentuk tubuh, suara, sifat, perasaan, kejiwaan, berkat, dll. Maksud Tuhan agar pria dan wanita saling melengkapi, saling membahagiakan satu sama lain (Kej. 1:27). Namun dalam perkembangannya terjadi banyak penyimpangan-penyimpangan dari tujuan suci tersebut. Adanya perilaku hubungan seksual di luar hukum perkawinan, hubungan pria dengan pria, wanita dengan wanita, kejahatan seksual kepada anak-anak dan wanita dan perceraian yang semakin banyak terjadi. Keadaan ini sangat memprihatinkan untuk perkembangan kualitas manusia.

Bacaan kita hari ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah berkehendak supaya manusia yang diciptakan ini hidup kudus dan menjauhi percabulan, tidak melakukan kecemaran. Ada yang berpendapat bahwa penyimpangan itu hal biasa, tentunya tidak demikian bagi kehidupan orang Kristiani. Karena Tuhan sudah menganugerahkan pedoman hidup kudus berupa firmanNya. Perintah Firman Tuhan tersebut dilandasi kekuatan cinta kasih, saling menghormati, saling memberi, kerelaan dipersatukan secara penuh jiwa raga dan pikiran. Perintah jangan berbuat cabul bertujuan untuk melindungi kebahagiaan dan keutuhan keluarga, dengan menganjurkan kesetiaan suami isteri.

Bagaimana kita harus bersikap dan berperan dalam penyimpangan tersebut:

  1. Kita harus taat dan setia secara total kepada Firman Tuhan yang mengatur kekudusan hidup manusia.
  2. Menyadari bahwa Tuhan menciptakan manusia bersifat rohani dan jasmani diarahkan pada hal-hal yang lebih mulia dan luhur yaitu kesempurnaan, keindahan dan kebahagiaan berlandaskan cinta kasih dan kesetiaan.
  3. Keluarga adalah tempat pembentukan manusia. Proses tercapainya kepribadian seseorang dimulai dari keluarga, perlu hubungan erat antar anggota keluarga, saling menghargai, memperhatikan, menyesuaikan diri. Keluarga jadi tempat menanamkan firman Tuhan sebagai landasan hidup.

Moralitas Kristiani tidak kenal kompromi dalam kekudusan membangun pria dan wanita sebagai pernyataan karya Allah untuk memperbaiki dunia ini. (Sri)

“Cinta kasih ditanamkan oleh Tuhan supaya manusia hidup kudus.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak