Bacaan : Kejadian 38 : 1 – 26 | Pujian : KJ 358
Kisah yang memprihatinkan, baik Yehuda maupun Tamar sama-sama dalam dilema. Satu pihak ada ketakutan akan kematian anak. Di pihak lain kewajiban (pemenuhan tradisi) memiliki keturunan menjadi sebuah tuntutan tradisi di masa yang wajib dipenuhi. Hal ini menjadi keluh kesah antara Yehuda dan Tamar. Kita sebagi orang percaya tahu betul bahwa dalam bagian-bagian seperti itu si iblis bekerja dan menggoda manusia. Dorongan biologis Yehuda sebagai seorang duda menjadi titik lemah sasaran si iblis. Sementara kesabaran akan pemenuhan janji dari Yehuda oleh Tamar serta pemenuhan hukum tradisi sudah tak terbendung lagi, kedua orang ini pada saat itu menjadi dua manusia yang memprihatinkan. Sehingga dalam kondisi seperti itu kesabaran hati, kekuatan iman dan kewaspadaan diri seolah sudah tidak ada lagi bagi mereka. Jatuh dalam perangkap dan jerat si iblis menjadi risiko terbesar yang harus dihadapi.
Hidup memang tidak mudah, berbagai-bagai persoalan selalu datang silih berganti pada pelaku hidup. Sebenarnya semua tahu bahwa sebenarnya setiap persoalan yang menjadi beban hidup itu memiliki jalan keluar. Namun… manusia… kekuatan kesabaran hatinya terbatas, kekuatan imannya juga terbatas, akhirnya mudah terlena oleh nikmat yang menggoda.
Kisah Yehuda dan tamar menjadi sebuah pendidikan moral yang luar biasa. Di dalamnya ada ajakan kepada manusia untuk senantiasa memiliki kesabaran hati yang besar, peneguhan iman yang sungguh dan upaya tetap terjaga dan waspada dalam menghadapi persoalan dan menjalani hidup dalam berbagai kondisi.
Karena itu dalam keberadaan yang bagaimanapun, mari kita tetap berupaya sabar hati, kuat iman, tetap terjaga dan waspada sambil terus mendekatkan diri kepada sang Sumber Berkat, sang Sumber Hikmat yaitu Tuhan Allah, supaya kita diberi kekuatan baik lahir maupun batin dalam menjalani kehidupan. Amin [GaSa]
“Waspadalah, iblis bekerja bukan hanya karena niat pelakunya saja tetapi juga karena kesempatan.”
