Pemahaman Alkitab Januari 2021

9 December 2020

Pemahaman Alkitab (PA) Bulan Januari 2021 (I)
Bulan Penciptaan

Bacaan PA I : Mazmur 139 : 1 – 6, 13 – 18
Tema Liturgis : Berkat Terindah adalah Kembali menjadi Milik Allah
Tema PA : Merawat Ciptaan-Nya adalah Salah Satu Cara Kembali kepada-Nya

Pengantar PA :
Acuh dan mementingkan kepentingan diri sendiri agaknya sudah mulai akrab kita temui dalam kehidupan keseharian. Baik dengan sadar ataupun tidak kita pernah melakukannya. Banyak hal yang mendorong setiap orang menjadi acuh dan mementingkan diri sendiri dan lupa akan kepentingan bersama. Dengan demikian, tidak heran jika ada kerusakan alam, ada perburuan hewan yang dilindungi dan tidak ada unsur merawat alam. Kesemuanya itu hanya untuk kepentingan pribadi, untuk kepuasan kebutuhan diri.

Dunia yang diciptakan baik dan sempurna olah Tuhan Allah dengan segala yang ada didalamnya, lambat laun mulai terciderai oleh karena acuh, angkuh dan pemuasan kepentingan diri. Tidak sedikit orang dengan bangganya mengeksploitasi alam dan menganggapnya sebuah keberhasilan, dan mereka mungkin lupa bahwasanya yang mereka lakukan telah menciderai ciptaan Tuhan.

Memasuki bulan penciptaan saat ini, kita kembali diingatkan bagaimana Tuhan Allah menciptakan alam beserta isinya, termasuk kita manusia yang diciptakan sangat baik adanya. Oleh karena itu kita harus ingat bawasanya alam dan beserta isinya baik tumbuhan, hewan, udara, air dan apapun itu, juga termasuk kita, hidup berdampingan dengan seimbang. Tuhanpun memberikan tugas kepada manusia yang diciptakan dengan akal budinya untuk merawat, menjaga, dan mengusahakan alam itu. Tetapi seperti yang tersampaikan sebelumnya, sifat manusia yang egois menjadi bertolak
belakang dan keadaanpun berubah. Melalui kesaksian pemasmur kita akan bersama kembali memahami tugas dan panggilan kita terhadap alam ini.

Penjelasan Teks :
Bacaan kita saat ini merupakan refleksi iman yang mendasar, refleksi iman tersebut tentunya melalui berbagai pengalaman iman dengan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh pemasmur. Sampai pada pengakuan “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku”, kalimat tersebut menggambarkan ungkapan jujur Pemazmur kepada-Nya dalam mengagumi kemahatahuan Allah atas hidupnya. (Tidak ada satupun orang yang dapat mengenal dengan pasti orang lain, meskipun itu sahabatnya, orang tuanya, anaknya, istri atau suami atau siapapun itu). Kalimat itu menunjukkan bahwa Tuhan Allah tidak hanya maha tahu, tetapi juga menunjukkan bahwa Allah senantiasa ada dan mengenal Pemasmur. Dengan lebih gamblang dituliskan Pemasmur di ayat 2-6. Pemasmur menerangkan bahwa tidak ada hal sekecil apapun dalam diri kita, baik yang melekat, yang kita lakukan atau terjadi saat ini, dan yang akan kita lakukan atau akan terjadi bagi kita yang terlewat dari kemahatahuan Tuhan Allah.

Perlu kita perhatikan dalam ayat 4 yang sering menjadi pembenaran untuk tidak melakukan keintiman dengan Tuhan Allah. Dalam terjemahan lain dituliskan demikian: “bahkan sebelum aku berbicara, Engkau tahu apa yang hendak kukatakan”, dan dengan gampangnya kita mengatakan “Tuhan tahu semuanya sebelum aku katakan, ya sudah tidak usah repot-repot berdoa berelasi dengan-Nya kan Tuhan sudah tahu.” Hal itu terjadi karena kita membaca ayat tersebut sambil lalu dan ingin mudahnya saja. Padahal ayat tersebut mengajarkan kepada kita untuk senantiasa intim dengan Tuhan, setiap saat menemui-Nya yang terwujudkan dalam kata atau pikiran juga perbuatan. Oleh kemahatahuan Allah, kitapun tidak merelakan diri untuk jauh daripada-Nya, diam dan pasif. Melainkan aktif berjumpa dengan-Nya.
338

Ayat 13-18, merupakan ungkapan syukur Pemasmur akan keberadaan dirinya yang diciptakan oleh Allah dalam kesempurnaannya yang malampaui segala akal pikiran manusia.

Pertanyaan untuk diskusi :

  1. Apabila kita sudah mengetahui bahwasannya Tuhan Allah mengetahui segalanya, baik alam juga beserta yang ada didalamnya termasuk kita. Kemudian apa yang dapat kita lakukan untuk alam ini yang sejatinya Tuhan Allahpun mengetahuinya!
  2. Dalam tema PA saat ini “Merawat CiptaanNya, Salah Satu Cara Kembali KepadaNya”, komitmen apa yang dapat kita wujudnyatakan baik dalam keluarga, kelompok KRW atau blok, serta di gereja? (GFC).

 


 

Pemahaman Alkitab (PA) Januari 2021 (II)
Bulan Penciptaan

Bacaan PA II : Lukas 5 : 1 – 11
Tema Liturgis : Berkat Terindah adalah Kembali menjadi Milik Allah
Tema PA : Kemampuan dari Tuhan untuk Memelihara Alam Ciptaan-Nya

Pengantar PA :
Setiap kita memiliki kemampuan yang unik dan tentunya mewarnai perjalanan hidup kita masing-masing. Bakat dan kemampuan yang diberikan Tuhan dapat menjadi perantara berkat Tuhan untuk kehidupan kita (melalui pekerjaan, usaha dan lainnya). Dari kesadaran akan kemampuan dan bakat yang kita dimiliki, tidak jarang ada yang bingung dan mempertanyakan apakah sebenarnya bakat dan kemampuan yang saya miliki? Kebingungan tersebut wajar karena kita tidak dengan benar mengenal diri kita sendiri terlebih dahulu. Terlepas dari itu semua kemampuan yang ada dalam diri mempengaruhi kita dalam bertahan hidup. Baik yang memiliki kemampuan sebagai pengajar, petani, pedagang, atau apapun itu, sangat berpengaruh dengan bagaimana kita bertahan hidup dan merespon kehidupan.

Demikian juga ketika kita diperhadapkan dengan keadaan alam sekitar kita. Dengan pemahaman yang benar bahwa semua ciptaan Tuhan dikasihi-Nya termasuk kita, kemudian kita melihat kondisi sungai yang tidak bersih lagi, sampah yang berserakan dimana-mana sampai menyumbat selokan, pantai yang dipenuhi sampah plastik, dan banyak yang lainya. Panggilan kita sebagai milik Allah, tentunya menjadi perantara karya-Nya untuk dunia. Apa yang dapat kita lakukan terhadap alam yang sedemikian? Seperti halnya dalam bacaan kita dalam PA ini, yang menyajikan kisah dipanggilnya Simon oleh Yesus, sekiranya kisahnya menerangi kita dengan hikmat Tuhan dalam mempergunakan kemampuan kita untuk memelihara alam ciptaan-Nya.

Penjelasan Teks :
Sebelumnya kita mengingat kembali bagimana gambaran Yesus dalam Injil Lukas. Dalam bukunya yang berjudul “Lukas : Pelukis Hidup Yesus”, Tom Jacobs menerangkan bahwa Yesus bukan hanya contoh atau teladan bagi para murid-Nya, tetapi pewahyuan dan kehendak rencana Allah. Dengan memandang dan mengikut Yesus setiap orang akan menemukan kehendak Allah dalam dirinya. Setiap orang akan bertemu dengan Allah dalam Yesus, karena dalam diri Yesus terwujud kehendak dan karya Allah. Dengan demikian kita akan tercerahkan dalam memahami kisah dipanggilnya Simon untuk mengikut Yesus.

Dalam kisahnya, Simon menuruti perintah Tuhan Yesus untuk kembali ke tempat dimana dia bersama rekan-rekannya tidak mendapatkan ikan satupun semalaman dan Tuhan Yesus memerintahkan untuk menebarkan jalanya. Jelas apa yang diperintahkan Tuhan Yesus, kemudian Simon dan reakan-rekannya menebarkan jala itu, maka jala itu penuh dengan ikan. Banyaknya ikan yang ditangkap sampai perahunya hampir tenggelam (lih. ayat 5-7). Kemudian terjadi percakapan antara Tuhan Yesus dengan Simon yang berlanjut di ayat 10, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Perintah baru yang diemban oleh Simon merupakan perintah untuk menjala manusia. Menjala manusia bukan berarti menjala secara harafiah melainkan mengajak orang atau membawa setiap orang ke dalam kehidupan. Ke dalam kehidupan berarti mengenal Allah dalam diri Yesus yang membebaskan manusia dalam kuasa dosa (maut). Penugasan (menjala manusia) ini berati menjalankan tugas dari Tuhan Yesus sendiri dan tentunya mewujudnyatakan karya-karya Ilahi. Simon yang memiliki kemampun sebagai nelayan, dipanggil Tuhan untuk menjadi perantara karya-Nya dalam dunia pada konteks keadaan pada waktu itu.

Pertanyaan untuk didiskusikan :

  1. Sudahkah kemampuan yang diberikan Tuhan, kita optimalkan dalam mewujudnyatakan karyaNya di dunia? Terkhusus untuk alam kita!
  2. Wujudkanlah diskusi di point 1. Dengan aksi nyata apakah kita ikut serta memelihara dan menjaga kehidupan alam di sekitar kita? (GFC)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak