by

Pemahaman Alkitab Desember 2020

9 November 2020

Pemahaman Alkitab (PA) Bulan Desember 2020 (I)
Masa Adven dan Natal

Bacaan : Mikha 4 : 6 – 14.
Tema Liturgis : Setia dan Berjaga-jaga Menanti Kedatangan Kristus.
Tema PA : Tetap Berpengharapan di dalam Sang Juru Selamat.

Pengantar:
Di awal tahun 2020, dunia diguncangkan dengan penyebaran virus Corona (nCoV 2019). Banyak masyarakat tertular coronavirus dan rumah sakit kewalahan untuk menanganinya disebabkan jumlah tenaga medis yang tidak memadai untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang terjangkit coronavirus. Salah satu tindakkan utama yang dilakukan oleh pemerintah China adalah mengisolasi warga Wuhan. Disisi lain, para medis mulai stress dan depresi karena tekanan dan tuntutan yang harus dikerjakan. Sebagai seorang petugas medis mereka wajib menolong, tetapi di sisi lain mereka juga ingin bertahan hidup dan bertemu dengan keluarga. Sebuah kota kecil yang diduga sebagai pusat penyebaran virus itu akhirnya diisolasi. Semua pusat belanja ditutup, padahal mereka membutuhkannya untuk bertahan hidup. Dunia menjadi paranoid, mereka berjaga-jaga, sebab dengan canggihnya teknologi, berita antara hoax dan asli tidak lagi bisa dibedakan.

Umat Allah juga mengalami masa-masa ketidakadilan, ketika diperhadapkan dengan suatu kondisi yang jauh dengan angan-angan mereka, jauh dari kedamaian dan perlindungan oleh karena ketidakadilan dan penindasan dari para petinggi. Dalam konteks itulah Nabi Mikha menyuarakan pengharapan akan datangnya kedamaian yang kekal, semuanya menanti-nantikan pembaharuan hidup.

Penjelasan Teks:
Sion adalah suatu bukit yang diatasnya terletak Kota Yerusalem. Kota yang digambarkan sebagai tempat kediaman Allah dan pusat Kerajaan Damai yang dipimpin oleh Allah sendiri. Yerusalem tidak hanya suatu kota tetapi juga penggambaran sebuah suasana yang dirindukan oleh seluruh umat Tuhan, tetapi karena kebobrokan yang dibuat oleh umat Tuhan, pada akhirnya Yerusalem dihancurkan tetapi kemudian Yerusalem itu akan dibangun lagi dan menjadi tempat/tujuan yang dinanti-nantikan semua orang yaitu Yerusalem baru.

Siapa penghuninya?

Pada bacaan kita, dikatakan bahwa penghuninya adalah yang disebut Putri Sion yaitu umat kepunyaan Tuhan. Dengan dilatarbelakangi konteks dimana putri sion berada dalam kondisi mengalami penindasan dan ketidakadilan oleh perilaku para petinggi, di antaranya para pejabat pemerintahan, para pemuka agama dan para pemilik harta. Mereka semuanya tidak taat kepada Tuhan, dan yang dilakukan adalah kebalikannya yang akhirnya menyebabkan krisis politik, krisis kepemimpinan. Ketertindasan dan ketidakadilan itu nampak ketika umat Allah menjadi korban untuk membayar upeti, para pemuka agama mengedepankan gaji dalam setiap pengajarannya.

Mengenal Nabi Mikha

Nabi Mikha adalah nabi yang tinggal pada masa pemerintahan Yotam, Ahas dan Hizkia sebagai Raja Yehuda pada abad 8 SM. Ia berasal dari Moresyet sebuah kota kecil di daerah bukit, di perbatasan Kerajaan Yehuda dan daerah orang Filistin. Lebih tepatnya desa pertanian. Banyak para tuan tanah yang berasal dari luar Moresyet menyewakan tanahnya kepada masyarakat di sana. Gambaran yang jauh dari pribadi yang kaya, dengan bahasa yang sedikit kasar, dan ia sendiri juga menjadi salah satu korban, itulah riwayat Nabi Mikha.

Allah mengutus nabi Mikha karena sosok pribadi yang berani mengecam para pemimpin ditengah krisis yang dialami oleh umat. Melalui bacaan kita, ada 2 hal yang perlu kita perhatikan terkait dengan dinamika umat ditengah-tengah penindasan dan ketidakadilan waktu itu.

  1. Keadaan Umat.
    Ayat 9 – 10 : Keadaan umat pada saat itu, mereka mengalami patah semangat sesudah pulang dari tanah pembuangan. Terjadi ketidakadilan yang diperbuat oleh para penguasa (pemilik tanah yang menyewakan tanahnya kepada masyarakat), para pejabat pemerintahan yang hanya mencari kepuasan dan kekayaan pribadi. Di sisi keagamaan pun juga terjadi ketidakadilan. Kondisi Putri Sion seperti seorang perempuan yang melahirkan, menggambarkan betapa kesakitannya mereka berada dalam ketertindasan dan ketidakadilan.
  2. Pengharapan.
    Ayat 6 – 8 : Nabi Mikha menyuarakan suatu pengharapan kepada umat Tuhan, di dalam keterpurukan, ketidakadilan dan penindasan. Nabi Mikha memberikan semangat dan pengharapan bahwa umat Tuhan (Putri Sion) akan mendiami Yerusalem baru.
    Ayat 11 – 14 : Nabi Mikha memberikan suatu janji kepada mereka yang tertindas/mengalami penderitaan, dengan jalan bahwa untuk mencapai Rumah Tuhan yang penuh dengan kedamaian, kebahagiaan dan kesetiaan, mereka harus mengalami jalan penderitaan terlebih dahulu, seperti seorang perempuan yang akan melahirkan, dibawa kepada suasana Babel, dan kemudian janji yang dinubuatkan oleh Nabi Mikha pasti digenapi.

Bahan Diskusi :

  1. Keberadaan Gereja sampai saat ini masih pada jawaban untuk merespon sebuah panggilan, karena itulah Gereja bisa disebut “Hidup”. Panggilan itu adalah bagaimana gereja mengulurkan tangannya ketika banyak umat berada dalam fase penderitaan, ketidakadilan, seperti seorang perempuan yang melahirkan. Walaupun kemudian gereja pun juga terpanggil untuk menuju ke kedamaian dan kebahagiaan kekal. Bagaimana sikap kita ketika kita dalam suatu fase tersebut?
  2. Nubuatan Nabi Mikha tergenapi 700 tahun kemudian dengan kelahiran Sang Mesias dalam diri Yesus Kristus. Umat percaya diajak untuk juga menanti kedatangan Sang Mesias yang kedua hadir di dunia ini. Bagaimanakah kesiapan kita ditengah-tengah banyaknya tugas dan tanggungan yang menumpuk, keinginan dan harapan yang belum tercapai? (DE)

 


 

Pemahaman Alkitab (PA) Desember 2020 (II)
Masa Adven dan Natal

Bacaan : Lukas 1 : 5 – 17
Tema Liturgis : Setia dan Berjaga-jaga Menanti Kedatangan Kristus
Tema PA : Hanya Ada Satu Jalan bagi Mereka yang Setia. 

Pengantar:
Indonesia punya cerita, salah satu tayangan televisi yang membahas hal-hal lucu yang menggelitik kita, menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat fenomena yang terjadi dan itu hanya ada di +62 (Indonesia). Misalkan di tahun 2019, ketika ada fenomena presiden tandingan, ini merupakan reaksi dari ketidaksiapan diri untuk menerima kenyataan. Dan di awal tahun 2020 fenomena unik terjadi lagi yaitu munculnya kerajaan-kerajaan baru (Keraton Agung Sejagad di Purwokerto, Sunda Empire, Negara Rakyat Nusantara) yang mengaku lebih berkuasa, lebih ditakuti dunia bahkan adanya suatu ancaman dari pihak kerajaan-kerajaan tersebut. Munculnya kerajaan-kerajaan baru yang membawa kebenaran pribadi dan menawarkan “jalan yang benar dan terbaik” menyebabkan tidak sedikit orang yang memilih sebagai pengikut mereka. Padahal Tuhan sudah memberikan Indonesia lengkap dengan 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika) agar tetap utuh dan berjalan dijalan yang sudah diupayakan oleh para pejuang.

Penjelasan Teks :
Peristiwa kelahiran Yohanes yang diceritakan dalam Injil Lukas menceritakan mengenai hal mempersiapkan jalan bagi kedatangan Juru Selamat. Mempersiapkan jalan yang benar-benar dikemas dalam suatu kisah yang penuh dengan dinamika dari sebuah keluarga Imam Zakharia dan Elisabet.

Tentang Sebuah Jalan
Ayat 6
: Dinamika kehidupan Imam Zakharia dan Elisabet adalah cerminan pasangan yang memberlakukan hidup dari sudut pandang Allah (memahami cara pandang Allah), dikatakan bahwa mereka benar di hadapan Allah. Ada suatu cara pandang yang berbeda dari duniawi, dimana pada saat itu dalam aturan/budaya Yahudi, seorang perempuan yang tidak mempunyai anak itu merupakan suatu hukuman Allah dan merupakan aib dari sudut pandang orang banyak. Benar dihadapan Allah berarti tidak selalu hidup berkelimpahan /berkecukupan secara duniawi. Oleh sebab itu, ketika pasangan ini sampai di masa tuanya belum memiliki anak, mereka tetap setia kepada Allah dengan menaati seluruh perintah dan aturan yang berlaku, “hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat”. Hal ini mengartikan bahwa sebagai seorang imam dan keturunan imam, Zakharia tetap menjalankan tugas dan panggilannya sebagai imam untuk membawa korban bakaran yang dipersembahkan ke Bait Allah “Bagian Kudus”. Tugas yang tidak kalah penting sebagai Imam adalah selalu mendoakan untuk keselamatan umat Allah. Di sisi lain, Zakharia juga berdoa secara pribadi untuk keluarganya. Sebuah jalan mulai terbuka (dipersiapkan Allah) ketika Zakharia membawa korban ukupan ke “bagian Kudus”, yang tidak sembarangan orang boleh masuk ke ruang itu, disanalah Zakharia berjumpa dengan Malaikat Tuhan yang membawa kabar baik baginya dan istrinya. (ayat 11).

Ketika Menerima Kabar
Ayat 13 : “jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan”. Kabar burung adalah istilah yang menjelaskan suatu berita yang kebenarannya belum pasti. Tetapi berbeda yang diterima oleh Zakharia ketika berjumpa dengan Malaikat yang membawa kabar “baik”. Perjumpaan secara langsung dengan Malaikat Tuhan (Malaikat Gabriel) merupakan suatu kenyataan bahwa Allah memilih Zakharia dan Elisabet untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias melalui anak yang akan dikandung oleh Elisabet. Respon yang dialami oleh Zakharia ketika mendengar kabar baik itu ia kaget, takut dan bisu, sebab ia dikatakan susah untuk berkata-kata.

Ayat 15 – 17 : Malaikat Allah memberikan kelegaan, petunjuk dan perintah kepada Zakharia.

Kelegaan : ketika menghadapi hidup masa depan yang tidak pasti, Allah memberikan kekuatan kepada mereka sebagai sepasang kekasih yang bergeser menjadi orangtua. Yang tidak pernah menomerduakan perintah dan aturan Allah.

Petunjuk : kelahiran Yohanes dinubuatkan untuk membuka jalan bagi kedatangan Mesias. Mulai dari rahim ibunya, Yohanes dipersiapkan menjadi pribadi yang hidupnya jauh dari kehidupan duniawi. Roh Kudus sendiri yang menyertai di sepanjang kehidupan Yohanes hingga ia menjadi seorang pembaptis yang membaptis orang dengan air.

Perintah : Yohanes memiliki tugas untuk menyiarkan berita pertobatan kepada semua orang. Menyiarkan akan kedatangan Mesias, mereka yang berjumpa dengan Mesias harus mempersiapkan diri dengan pertobatan dan kedamaian.

Tentang mempersiapkan jalan, tidaklah semudah yang kita bayangkan, tidak hanya dalam sekejap bisa selesai. Dari kisah keluarga Imam Zakharia dan Elisabet, Allah benar-benar mempersiapkan dengan detail dan hati-hati, melalui proses untuk menuju ke jalan keselamatan Kekal.

Bahan Diskusi:

  1. Setiap orang dengan mudah berjalan, karena banyak jalan yang ditawarkan dunia kepada kita, tetapi orang Kristen memiliki kekhasan yaitu tersedia jalan yang benar, yang dipersiapkan sejak dahulu kala. Pertanyaannya : Apakah kita sudah berjalan di jalan yang benar atau kita sedang mencoba jalan yang lain?
  2. Setiap hari Allah menginginkan kita untuk menyadari diri dan bertobat, artinya ada waktu yang diberikan Allah kepada kita untuk menyadari dan mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus Kristus yang kedua. Ketika ada suatu kelegaan, petunjuk dan perintah Allah untuk kita, Apakah kita masih sering semaya? Langkah apakah yang perlu kita lakukan / perbaiki untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus yang kedua? (DE).

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak