Menjaga jarak menjadi salah satu kebijakan dalam rangka pencegahan penyebaran covid 19. “Di rumah saja!” begitu kampanye yang diserukan. Peraturan ini diterapkan melalui pengurangan bahkan pelarangan pertemuan orang dalam jumlah banyak. Hal ini secara langsung berdampak pada pengurangan dan pemutusan hubungan kerja, perubahan cara beraktifitas seperti sekolah, bekerja dan beribadah.
Situasi ini tentu saja mempengaruhi semua sisi kehidupan warga jemaat, baik secara ekonomi, psikis dan kerohanian. Peluang kerja untuk mencukupkan kebutuhan terbatasi. Perjumpaan sosial yang dahulunya sangat penting, kini dilarang. Persekutuan rohani yang meneguhkan juga tidak dapat lagi dialami. Situasi yang berubah dan tidak pasti ini tentu saja berdampak dalam ritme hidup yang juga mempengaruhi kehidupan secara utuh (ekonomi/jasmani, kerohanian maupun kejiwaan)
GKJW merespon situasi ini dengan membentuk “Tim Respon Covid-19”. Tim ini bergerak melakukan koordinasi, menyusun dan melaksanakan proyek berdasarkan konteks dan mempertanggungjawabkan kepada Pelayan Harian Majelis Agung GKJW.
Beberapa upaya dalam merespon situasi ini diwujudkan dengan program-program yang membekali individu, keluarga dan gereja untuk tangguh di tengah pandemi. Di bidang teologi, Dewan Pembinaan Teologi dan Pokja Media dan IT GKJW menyediakan program pendampingan kerohanian bagi warga jemaat berupa ibadah minggu untuk dewasa, anak-anak, dan remaja secara online. Di bidang teologi ini, diluncurkan juga program “Bina Iman” seminggu sekali secara online oleh IPTh. Balewiyata.
Sementara itu, di bidang persekutuan (wanita dan anak), digelar dua seminar online untuk meneguhkan fungsi keluarga menjadi komunitas kasih di tengah perubahan. Dua seminar online yang lain bertema “Kesehatan Mental Ditengah Pandemi” juga diadakan oleh Bidang Kesaksian dan Pelayanan GKJW. Rekaman-rekaman seminar-seminar tersebut masih bisa diikuti saat ini melalui akun youtube GKJW di playlist “Bincang”.
Di bidang penatalayanan, Tim Respon Covid-19 mendata warga GKJW yang rentan secara ekonomi dan memetakan kebutuhan rumah sakit/ sentra-sentra layanan kesehatan milik GKJW. Tim bergerak membagikan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga kesehatan dan para pendeta yang dalam tugasnya berpeluang melakukan kontak dengan pasien Covid-19. Tim juga membagikan beras untuk 1.000 keluarga GKJW yang terdampak pandemi ini secara ekonomi.
Pendanaan program-program bidang penatalayanan tersebut didukung oleh seluruh warga GKJW melalui penggalangan dana aksi paskah Tanggul Bencana GKJW. Selain itu, GKJW juga menerima bantuan dari “United Evangelical Mission”, sebuah organisasi misi kristen internasional dimana GKJW juga menjadi anggotanya.
Semangat berbagi ini menunjukkan bahwa aturan menjaga jarak dan membatasi perjumpaan bukan menjadi penghalang bagi GKJW untuk terus bergerak mencari jawaban di tengah persoalan.
gambar : Medical Vector created by Freepik