Pemakaian stola bagi para pejabat gerejawi GKJW diputuskan dalam sidang Majelis Agung ke-87 GKJW pada tahun 1997. Masing-masing pejabat gereja memakai stola dengan gambar yang berbeda. Sementara pemakaian warna stola berdasarkan kalender gerejawi.
Dalam Sidang Majelis Agung ke- 114 GKJW tahun 2017 diputuskan tentang Pedoman Busana Jabatan dan Busana Liturgi di GKJW yang baru. Perubahan tersebut akan mulai diberlakukan 1 Januari 2018.
Makna Gambar Stola
- Stola Pendeta bergambarkan huruf Yunani “XP” (diambil dari huruf Yunani: “Khi” dan “Ro”) adalah inisial dari nama Xristos (Kristus). Ini berarti bahwa Kristus menjadi pusat kebaktian, dan segala sesuatu yang terjadi dalam kebaktian harus mencerminkan kehendak Kristus.
- Stola Guru Injil bergambarkan Alkitab yang terbuka. Alkitab yang terbuka melambangkan tugas gereja untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang. Tugas Guru Injil adalah memberitakan Kabar Baik dari Allah demi berlakunya Kerajaan Allah di dunia.
- Stola Penatua bergambarkan perahu. Perahu merupakan lambang perjalanan gereja Tuhan di dunia. Selama berada di laut, perahu tidak pernah lepas dari tantangan. Lambang ini mengingatkan bahwa gereja tidak pernah lepas dari tantangan. Gereja harus tetap berusaha mempertahankan arah dan tujuannya meskipun menghadapi berbagai tantangan.
- Stola Diaken bergambarkan ikan. Ikan dalam bahasa Yunani “IXTHUS” dianggap sebagai singkatan dari kalimat “Iesous Xristos Theou Uios Soter” yang artinya “Yesus Kristus Anak Allah, Juruselamat”. Ini artinya bahwa setiap pelayanan diakonis gereja harus mencerminkan kasih dan kesetiaan Kristus yang rela mengorbankan hidupNya di kayu salib demi keselamatan manusia.
Makna Warna Stola
Dalam menentukan warna stola, GKJW mengacu pada kanon warna yang ditetapkan oleh Gereja Barat pada tahun 1570, yakni putih, merah, hijau dan ungu, yang kemudian dipakai oleh gereja-gereja di dunia secara umum.
- Warna putih melambangkan makna: kudus, sukacita, kebenaran, kemenangan, kehidupan baru, kemuliaan kekal dan terang Ilahi.
- Warna merah melambangkan makna: api dan darah, juga menyuarakan pengorbanan dan semangat.
- Warna hijau melambangkan makna: pengharapan, hidup dan pertumbuhan, juga menunjuk pada kehidupan kontemplatif.
- Warna ungu melambangkan makna: kebijaksanaan, mawas diri, kemuliaan dan pertobatan.
Pemakaian Warna Stola:
- Putih : Minggu-minggu perayaan, semua sakramen, Perkawinan dan Sidi.
- Merah : Minggu Palmarum, Jumat Agung dan Pentakosta.
- Hijau : Minggu-minggu biasa (trinitatis).
- Ungu : Minggu Pra Paskah, Kebaktian perkabungan, masa Adven dan pertobatan.
- Catatan :
Jika ada pelayanan khusus (sakramen, perkawinan, sidi, pertobatan) pada Minggu-minggu biasa dan khusus (hari raya, pra-Paskah, palmarum dan Adven), maka warna stola yang dipakai adalah warna untuk pelayanan khusus. Contoh, untuk pelayanan sakramen atau Sidi (putih) pada minggu pra-Paskah atau Adven (ungu), warna stola yang dipakai adalah warna putih.