Mengapa Orangtua Sangat Perlu Mengikuti Retreat Online untuk Keluarga? Sebuah Refleksi Orangtua di Bulan Keluarga

28 June 2021

Setiap manusia termasuk anak-anak terdiri dari 2 bagian besar, yaitu tubuh fisik dan psikis (mental, emosional). Kedua bagian tersebut membutuhkan asupan makanan setiap harinya.

Tubuh fisik harus diberi makan 3x sehari, makanan 4 sehat 5 sempurna. Dan tubuh fisik ini mempunyai “alarm” yang akan memberitahukan kapan harus memenuhi asupan makanan ini, yaitu dengan mucnulnya rasa lapar. Sehingga saat merasakan lapar, anak-anak bisa dengan mudah meminta orangtuanya untuk memenuhi akan kebutuhan tubuh fisik ini.

Bagaimana dengan kebutuhan psikis, mental atau emosional?
Kebutuhan psikis pada anak-anak juga harus dipenuhi kebutuhannya setiap hari oleh kedua orangtuanya. Jika tempat untuk menampung kebutuhan tubuh fisik yaitu makanan adalah perut, maka tempat untuk menampung kebutuhan psikis anak bisa dianalogikan sebagai sebuah baterai kasih atau tangki cinta. Setiap anak mempunyai dua buah baterai kasih, yang hanya bisa diisi oleh kedua orangtuanya yaitu ayah dan ibu.

Apa sesungguhnya baterai kasih anak itu?
Baterai kasih anak atau kebutuhan psikis, mental dan emosional anak tidak lain adalah rasa aman, perasaan dicintai, dihargai, diakui, diterima apa adanya, dan kendali diri secara penuh. Kebutuhan ini harus dipenuhi setiap harinya oleh kedua orangtua, karena baterai kasih anak sifatnya gampang bocor atau mudah habis. Setiap kali anak merasakan perasaan tidak nyaman seperti marah, kecewa, sedih, terluka, dll maka baterai kasih anak isinya akan berkurang. Hal ini biasa terjadi saat anak dimarahi oleh orangtua, anak mengalami kekerasan secara fisik dan psikis, anak dibully, diejek, diolok-olok, dihina, direndahkan oleh teman-temannya, atau anak merasa tidak diterima keberadaannya diantara teman-temannya atau di dalam keluarga.

Bagaimana anak meminta orangtua untuk mengisi baterai kasihnya?
Jika anak merasa lapar secara tubuh fisik, biasanya anak dengan mudah akan memberitahu orangtuanya dengan meminta makan. Tetapi bagaimana jika anak merasa lapar secara psikis? Bagaimana anak memberitahu orangtua agar segera memberinya makanan untuk tubuh psikisnya?

Ketika baterai kasih anak kosong atau hampir habis maka anak akan merasa tidak aman, cemas dan gelisah. Untuk itu anak akan memberitahu kepada orangtuanya dalam bentuk perilaku. Awalnya anak akan berperilaku yang baik dalam menyampaikan maksudnya ini, tetapi seringkali orangtua tidak mengerti maksud anak. Sehingga akhirnya anak memunculkan perilaku yang dipandang oleh orangtua sebagai perilaku yang bermasalah. Inilah awal dari permasalahan yang sering ditemui diantara orangtua dan anak.

Bagaimana cara orangtua memenuhi baterai kasih anak?
Inilah yang akan dibagikan selama retreat online untuk keluarga khususnya bagi para orangtua, yaitu melalui 5 bahasa kasih. Lima bahasa kasih adalah cara yang sangat efektif di dalam mengisi baterai kasih anak setiap hari oleh kedua orangtua secara terus menerus. Saat baterai kasih anak terisi secara penuh, maka anak akan merasa aman dan nyaman sehingga tidak ada alasan lagi bagi anak untuk memunculkan perilaku yang dipandang oleh orangtuanya sebagai perilaku yang bermasalah. Anak akan berperilaku yang baik, menurut, mempunyai rasa tanggung jawab, peduli, bisa fokus konsentrasi dalam belajar dan berprestasi.

Sebenarnya, dibalik semua perilaku anak yang dipandang oleh orangtua sebagai perilaku yang bermasalah tidak lain adalah baterai kasih anak yang kosong!

Jadi mengapa Retreat Online untuk Keluarga khususnya bagi para orangtua sangat penting untuk diikuti?
Karena dengan cara inilah orangtua menyadari, mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengisi kebutuhan psikis, mental dan emosional anak yaitu baterai kasih anak.

Dengan senantiasa mengisi baterai kasih anak secara terus menerus setiap harinya melalui lima bahasa kasih ini maka anak akan merasa aman, nyaman, tenang dan bisa fokus konsentrasi dalam melakukan aktifitas kegiatannya khususnya dalam belajar.

Kiranya Tuhan memberkati setiap keluarga – Amien.

Ditulis oleh Purnomo
Warga GKJW Jemaat Lawang

Renungan Harian

Renungan Harian Anak