Minggu, 18 Agustus 2024 menjadi momen bersejarah bagi Jemaat Sidorejo-Pare. Dengan berbagai pendampingan dan penataan, baik dari Jemaat Sidorejo maupun Majelis Daerah kediri Utara 1, pada akhirnya diresmikanlah pepanthan Sumberagung 1 menjadi Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung. Setelah diputuskan/diaktakan dalam persidangan ke-122 Majelis Agung di Wonorejo-Bantur bulan Juni-Juli yang lalu, momen peresmian ini tentunya semakin melengkapi sukacita seluruh warga Jemaat Sidorejo, khususnya Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung.
Perlu menjadi pengetahuan kita bersama bahwa Cajem Plosorejo-Sumberagung lahir dan tumbuh menjadi pepanthan sudah sejak tahun 1950an. Mengacu pada berkas yang dibuat oleh Badan Pekabaran Injil ( BPI ) Pasamuan Sidorejo ( dokumen surat tanggal 2 Mei 1952 ), yang ditulis oleh sekretaris BPI Pasamuan Sidorejo oleh Bapak Purnadi dan ketua Bapak Sutignyo menjadi acuan awal dimulainya kegiatan Penginjilan di desa Sumberagung.
Adapun isi dari surat tersebut adalah tentang pembinaan ( Katekisasi ) warga dewasa dan warga Kristen baru dengan nama peserta katekisasi antara lain :
- Bu Trunjel
- Bu Tajib
- Sdr Tukijen
- Sdr Marijem, anak dari Tn Umifutik.
Kegiatan tersebut disepakati dilakukan dirumah Tn Umifutik.
Dari dokumen surat di atas dan ditunjang oleh keterangan dari warga yang salah satunya bernama Bapak Poernomo Adi, yang merupakan anak angkat dari Bapak Karyo Sudarmo menceritakan bahwa kegiatan ibadah, baik Ibadah Keluarga maupun Ibadah Minggu sebelum dibangunnya gereja di Plosorejo dilakukan dengan berpindah – pindah secara bergantian dari rumah kerumah warga.
Menurut penuturan dari beberapa warga sepuh yang dahulu pernah mendapatkan cerita dari orang tuanya bahwa di dekade tahun 1950an ada 2 keluarga besar yang menjadi cikal bakal dilakukannya persekutuan ibadah dan berdirinya gereja di Plosorejo Sumberagung, yaitu keluarga besar Bapak Karyo Sudarmo beserta saudara – saudaranya yang saat itu tinggal di wilayah Sidorejo bagian timur sekitar gapura masuk Desa Sidorejo. Keluarga yang kedua adalah keluarga Bapak Moerwito yang sebagian besar keluarganya tinggal di dusun Sumberagung bagian selatan ( sekarang Panthan sumberagung 2 ).
Kegiatan ibadah minggu yang selalu dilakukan dengan berpindah – pindah dari rumah warga yang satu kerumah warga yang lain secara bergantian ( seperti penuturan diatas ) lama kelamaan dirasa kurang nyaman, sehingga memunculkan gagasan dan kerinduan untuk bisa memiliki tempat ibadah tersendiri secara permanen. Dengan berjalannya waktu dan pergumulan yang selalu dibawa dalam doa oleh warga yang jumlahnya juga bertambah banyak semakin membulatkan tekad untuk memiliki tempat ibadah ( gereja ). Gayung bersambut dari tekad tersebut membuat Bapak Karyo Sudarmo merasa terpanggil untuk mempersembahkan tanahnya untuk tempat didirikan gereja. Masih bersumber dari keterangan Bapak Poernomo Adi maka dilakukanlah rapat warga yang dipimpin oleh Bapak Karyo Sudamo dan Bapak Murwito ( sebagai warga yang dituakan ) untuk merencanakan pembangunan gereja tersebut dimulai pada akhir 1957 di atas tanah milik Bapak Karyo Sudarmo yang posisinya terletak di dusun Plosorejo desa Sumberagung.
Adapun keadaan gereja pada awal dibangun berbentuk gebyok , yaitu dinding terbuat dari tembok setinggi sekitar 1,5 meter dan dinding bagian atas menggunakan papan – papan kayu. Gereja selesai dibangun pada bulan Mei 1958 dan ditempati untuk ibadah perdana pada tanggal 25 Mei 1958 bersamaan dengan ibadah minggu sekaligus peringatan hari Pentakosta. Dalam ibadah tersebut dipimpin oleh Bapak Pendeta Darmo adi dan dihadiri oleh tokoh – tokoh penginjilan Pasamuan Sidorejo pada saat itu, yaitu Bapak Sutignyo, Bapak Purnadi, Bapak Sutoardjo Andreas, Bapak Prajonto serta tokoh – tokoh setempat yaitu Bapak Karyo Sudarmo, Bapak Moerwito, beserta para warga jemaat Kristen pada saat itu. Dalam ibadah perdana tersebut , juga ditandai dengan makan pagi takir bersama dilakukan sebagai wujud syukur atas berdirinya gereja plosorejo Sumberagung. Selesai ibadah diadakan rapat warga yang dipimpin oleh Bapak Karyo Sudarmo dan disepakati untuk menunjuk Bapak Martoadi sebagai merbout (tukang kebun) gereja.
Pada minggu pertama bulan Juni 1958 diadakan pemilihan pengurus Gereja secara aklamasi dan disepakati untuk duduk sebagai pengurus antara lain :
Ketua : Bapak Karyo Sudarmo
Sekretaris : Bapak Winangun
Bendahara : Bapak Moerwito
Anggota : Bapak Mintarjo, Bapak Setyo Warso, Bapak Tarimin
Sejak saat itu seluruh kegiatan ibadah minggu dan ibadah perayaan hari besar Kristen dilakukan di Gereja, hanya ibadah Kamis yang dilakukan bergantian di rumah – rumah warga sampai sekarang. Demikianlah Gereja Plosorejo-Sumberagung menjadi bagian dari Jemaat Sidorejo sebagai salah satu pepanthannya.
Berangkat dari kisah Sejarah tersebut, maka peresmian menjadi Calon Jemaat ini semakin menggugah semangat warga untuk berproses lebih mandiri lagi. Terlebih dalam Ibadah peresmian Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung yang dimimpin oleh Pdt. Dr. Agung Siswanto, M.Th, selaku Sekretaris Umum MA GKJW, juga ditandai dengan didoakannya Pdt. Heru Gestoko sebagai pendeta detasir yang ditempatkan di Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung ini.
Ibadah diawali pada pukul 15.30 WIB dan diakhiri pada pukul 17.00 WIB, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi pengguntingan pita, menandai dibukanya plakat dari Pepanthan Sumberagung 1 menjadi Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung. Setelah ditutup dengan doa, maka pada malam harinya dilaksanakan Malam Pujian dan Gebyar Seni sebagai kegiatan pertama yang dilakukan setelah diresmikan menjadi Calon Jemaat. Kegiatan ini dimandegani oleh para muda-mudi yang turut mengundang rekan-rekan pemuda dari berbagai jemaat di sekitar wilayah Sumberagung seperti: Jemaat Purwoharjo, Banjarjo, Kawarasan, Sambirejo, Bendo, Segaran, dan sebagainya.
Wilayah pelayanan Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung meliputi Cajem Plosorejo dan Pepanthan Sumberagung 2 yang ada di wilayah Kecamatan Plosoklaten, juga Pepanthan Ringinbagus dan Pepanthan Sukomoro yang ada di wilayah Kecamatan Puncu. Maka selamat untuk Calon Jemaat Plosorejo-Sumberagung. Selamat berproses untuk menuju pada kedewasaan dan menjadi jemaat yang mandiri nantinya. Tuhan memberkati.
Berita : Pdt. David Prasetyawan.
Foto : Tim Multimedia CaJem Plosorejo-Sumberagung