Lebih dari 500 pemuda-pemudi GKJW hadir dalam acara “Malam Seni” di Auditorium Universitas Kristen Petra, Surabaya, Sabtu 25 Februari 2023 sore. Mereka berasal dari 14 jemaat GKJW se kota Surabaya ditambah pemuda-pemudi dari GKJW jemaat Bangkalan.
Acara Malam Seni ini sebenarnya adalah bagian dari kegiatan „Gathering Pemuda“ yang telah diamanatkan dalam Sidang Lintas Majelis Daerah Surabaya Timur I dan II (MD ST I dan II) . Dalam kegiatan ”Gathering Pemuda” sendiri terdapat 2 acara yaitu “Rally Games Pamuda” dan acara “Malam Seni“ ini.
Ketua Panitia kegiatan “Gathering Pemuda”, Ibu Wismanti menjelaskan, tujuan kegiatan ini ialah menjalin kebersamaan pemuda-pemudi GKJW di MD ST I dan II serta membekali mereka dalam menyongsong & menghadapi tahun politik. Dengan mengusung jargon “Semangat Golek Dulur! #antidewean”, kegiatan ini juga menyasar para pemuda pemuda-pemudi MD ST I dan II yang berada di luar Kota Surabaya.
Acara “Rally Games Pemuda” sendiri telah berlangsung pada tanggal 19 Februari 2023 lalu. Dalam acara tersebut, para pemuda saling berkunjung ke jemaat yang berbeda di lingkup MD ST I dan II . Perkunjungan tersebut diisi dengan berbagai macam kegiatan, meliputi perkenalan satu sama lain, games, dan sharing bersama terkait dinamika kepemudaan di jemaat.
Acara „Rally Games Pemuda“ ini diadakan atas dasar kerinduan dari pemuda-pemuda MD ST I dan II untuk kembali saling berelasi satu dengan yang lain. Hal ini mengingat mereka sebelumnya bergabung dalam satu kesatuan MD Surabaya Timur sebelum dipencar menjadi dua Majelis Daerah.
Sementara dalam acara “Malam Seni”, masing-masing jemaat menunjukkan kebolehannya diatas panggung. Dimulai dari tampilan tari tradisional dari GKJW Jemaat Bangkalan dan kemudian dilanjutkan dengan drama dari GKJW Jemaat Simomulyo. Selain itu tampil pula keroncong dengan tarian (GKJW Jemaat Sidotopo), Musikalisasi Puisi (GKJW Jemaat Sukolilo), dan Stand Up Comedy (GKJW Jemaat Wiyung),
Tak ketinggalan penampilan Handmine (GKJW Jemaat Tanjung Perak), Flashmoob (GKJW Jemaat Babatan) dan tampilan band dari GKJW Jemaat Ngagel dan GKJW Jemaat Manukan. GKJW Mulyosari dan GKJW Surabaya menampilkan vocal Group, sementara GKJW Rungkut menampikan paduan suara mereka.
Tamu undangan acara ini dari Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) menampilkan pula dua lagu bertemakan kebangsaan.
Selain menampilkan pertunjukan seni dari masing-masing jemaat, acara „Malam Seni“ ini juga mengusung bincang wawasan politik dengan pembicara Pdt. Samuel Enggar Hadi dan Bapak Yordan Batara Goa serta Pdt. Mahardika Mangkunegara sebagai moderator. Bincang wawasan politik tersebut memberi pesan jelas bahwa pemuda memiliki panggilan untuk peduli bahkan mempersembahkan hidup untuk Bangsa dan Negara. Hal ini sebagaimana perkataan Tuhan Yesus,“berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Ditekankan pula bahwa pemuda harus menggunakan hak pilihnya. Pemuda memiliki kesempatan untuk terlibat menentukan siapa dan bagaimana pemimpin di masa depan. Oleh karenanya, pemuda harus bergerak untuk ikut menentukan pilihan. Dengan demikian maka:
- Pemuda pemudi gereja harus berani mengenali dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
- Pemuda pemudi gereja harus peduli terhadap realitas perpolitikan di Indonesia.
- Pemuda pemudi gereja bergerak / ‘ndang budhal’ untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia.
Acara „Malam Seni“ dan „Rally Games Pemuda“ ditutup dengan duet Band Utama bersama Komunitas dari teman-teman Hadrah IPNU dengan membawakan lagu “Ndang Budhal”. Pemuda-pemudi tampak bersemangat menyanyikan lagu tersebut hingga Pendeta Mahardika Mangkunegara memimpin doa penutup.
Yordan Batara Goa, salah satu pembicara dalam acara tersebut mengapresiasi kegiatan ini karena panitia mampu mengadakan kegiatan secara swadana dan swakelola. “Biasanya panitia kegiatan meminta bantuan dana dari Gereja setempat tetapi tidak dengan panitia ini. Memang tidak gampang mengumpulkan dana untuk satu kegiatan dan pelaksanaannya memakan waktu beberapa hari. Ini membuktikan kalau tujuan kita baik dengan hati yang ikhlas, kinerja, gotong-royong, kebersamaan dan saling menghormati. Oleh karena itu sepatutnyalah Gereja memberi apresiasi lebih,” tutup Yordan Batara Goa.