by

International Youth and Woman for Peace

28 October 2019

Pertemuan “International Youth and Woman for Peace” telah diadakan United Evangelical Mission (UEM) Asia bersama IPTh. Balewiyata GKJW pada tanggal 20-26 Oktober 2019 lalu di Malang. Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemuda dan perempuan dari gereja-gereja anggota UEM untuk menjadi agen peradamaian.

Sebanyak 28 utusan gereja-gereja anggota UEM di Asia (Filipina, Srilanka, dan Indonesia) mengikuti pertemuan ini. GKJW sendiri diwakili oleh Pdt. Rena Kartikaningrum dan Pdt Noven Rudy Natananiel.

Dipilihnya GKJW (IPTh. Balewiyata) sebagai tempat/ penyelenggara pertemuan ini bukan tanpa sebab. UEM memandang bahwa GKJW selama ini aktif menyerukan perdamaian melalui hubungan antar umat beragama. Disadari, perdamaian memang tidak mungkin tercipta tanpa adanya hubungan antar umat beragama yang baik.

Dalam pertemuan ini, para peserta mendapat kesempatan untuk mendengarkan penuturan dari Ustad Khairul Ghazali, seorang mantan teroris yang saat ini memimpin pondok Al Hidayah di Deli Serdang. Melalui pondok pesantren itu, Ustad Ghazali menolong anak-anak mantan teroris yang sering dikucilkan lingkungan akibat perbuatan orang tuanya.

Selain Ustad Khairul Ghazali, beberapa narasumber yang menyampaikan dalam acara adalah Prof. Mufidah Cholil, Pdt. Natael Hermawan, dan Bapak Aan Ansori.

Pada hari Rabu 23 Oktober 2019 peserta dibagi dalam tiga kelompok untuk mengikuti study exposure. Tiga kelompok tersebut masing berkunjung ke ke tempat-tempat keagamaan seperti masjid, gereja, pura, pondok pesantren dan vihara di Lamongan, Surabaya dan Jombang. Melalui studi exposure tersebut, peserta diharapkan mengenal dan mengalami secara langsung perjumpaan dengan tokoh-tokoh lintas agama.

Dalam penutupan pertemuan ini, disuguhkan pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Strive for Peace” yang dimainkan oleh dalang Ki Pdt. Suko Tiyarno dan Ki Gabriel Satya. Lakon ini menceritakan Pertikaian dua anak Bima yaitu Antareja dan Gatutkaca yang merusak kedamaian kerajaan mereka. Pertikaian itu disebabkan oleh kuasa roh jahat yg menyusup ke hidup Antareja. Akhirnya, roh jahat itu bisa diusir oleh Begawan Anoman dan waraslah Antareja. Antreja da Gatutkaca kemudian saling meminta maaf dan rukun serta damai kembali. Mereka kemudian diutus utk berjuang mewujudkan perdamaian.

Baca Juga:  Kunjungan PPWG GBKP ke GKJW

Renungan Harian

Renungan Harian Anak