United Evangelical Mission (UEM) menggelar acara Youth For Children pada tanggal 18-28 Juli 2023. Kegiatan tersebut diikuti oleh para utusan gereja-gereja anggota UEM bagian Asia, diantaranya: Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU), Huria Kristen Indonesia (HKI), Gereja Kalimantan Evangelis (GKE), Gereja Kristen Protestan Angola (GKPA), United Church of Christ di Filipina (UCCP), Gereja Kristen Indonesia di Tanah Papua (GKI-TP), Methodist Church of Sri Lanka (MC-SL), Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB), Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD), dan Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Selain utusan-utusan dari gereja anggota, kegiatan ini juga diikuti oleh dua orang volunteer dari Tanzania-Africa serta tiga utusan staf UEM bagian Asia. Setidaknya terdapat sebanyak 25 orang mengikuti kegiatan ini.
Selama empat hari pertama, yaitu pada tanggal 18-21 Juli 2023, para peserta mendapatkan berbagai macam pemaparan materi dari narasumber-narasumber yang berkompeten untuk dapat mengenal dan mendalami isu-isu seputar kehidupan dan kesejahteraan anak-anak ditengah kehidupan berkeluarga, bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembekalan materi ini secara keseluruhan dilakukan di kantor Majelis Agung GKJW.
Setelah empat hari lamanya mereka menerima pemaparan materi tersebut, pada hari Sabtu, 22 Juli 2023, mereka diajak berkeliling ke tiga Jemaat GKJW di wilayah kota Malang yang dapat dikatakan telah berhasil menerapkan konsep Gereja Ramah Anak, yaitu: GKJW Jemaat Gadang, Jemaat Sukun, dan Jemaat Tulangbawang. Di tiga jemaat tersebut para peserta dapat menyaksikan sendiri bagaimana GKJW melalui jemaat-jemaatnya sungguh serius dalam memperjuangkan isu kesejahteraan bagi anak, tidak hanya memikirkan kesejahteraan di tengah keluarganya, melainkan terlebih-lebih kesejahteraan di tengah hidup bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengingat bahwa upaya memperjuangkan kesejahteraan anak harus dilakukan secara menyuluruh: dimana kesejahteraan anak juga sangat bergantung pada kesejahteraan keluarganya masing-masing, maka pada hari yang sama para peserta diajak untuk melihat upaya yang dilakukan oleh para aktivis GKJW yang dimotori salah satunya oleh Bpk. Anom Suryandaru melalui kegiatan “Patuwen Kopi” di GKJW Jemaat Kucur. Di sini para peserta sangat antusias untuk mengikuti setiap pemaparan, bertanya jawab dan saling bertukar pikiran tentang berbagai upaya Gereja yang turut ambil bagian dalam memperjuangkan kesejahteraan warga jemaatnya.
Bagian puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Youth For Children ini adalah hidup bersama dengan masyarakat atau yang biasa disebut live in. Live in dilakukan di dua tempat yang berbeda di wilayah pelayanan GKJW, yaitu di Jemaat Wonorejo-Bantur (MD Malang I) pada hari Senin-Rabu, 24-26 Juli 2023 dan di GKJW Jemaat Sendangbiru (MD Malang II) pada hari Rabu-Kamis, 26-27 Juli 2023.
Sebagaimana antusiasme yang dimiliki oleh peserta pada hari-hari sebelumnya, antusiame juga dapat dilihat ketika para peserta menjalani live in di Jemaat Wonorejo. Mereka hidup menyatu dengan warga jemaat Wonorejo dalam berbagai macam profesi yang mereka tekuni, mereka memberikan sosialisasi tentang hak-hak anak dan upaya memperjuangkan kesejahteraan anak kepada para pamong dan guru YBPK di wilayah pelayanan Jemaat Wonorejo. Di sana para peserta juga berkesempatan menemani dan merasakan perjuangan para kaum muda Jemaat Wonorejo dalam membuka cafe atas nama KPPM Jemaat Wonorejo.
Di GKJW Jemaat Sendangbiru, kegiatan dipusatkan di pantai konservasi Clungup di bawah pengelolaan Clungup Mangrove Conservation (CMC). Selama dua hari mereka hidup di alam terbuka dalam tenda-tenda yang didirikan di sekitaran pantai Gatra. Di sana mereka berkenalan dengan para aktivis lingkungan mangrove dan perjuangan yang dilakukan demi tetap lestarinya alam di wilayah pesisir pantai Malang selatan. “Mengupayakan kelestarian alam juga menjadi salah satu upaya memperjuangkan kesejahteraan anak-anak. Jika kita memperjuangkan kesejahteraan anak, maka kita pun dituntut untuk dapat mewariskan keasrian alam bagi masa depannya”, ungkap salah satu aktivis CMC. Kegiatan puncak di Jemaat Sendangbiru adalah aksi menanam bibit mangrove di sekitaran lokasi.