Aktivis Perempuan Asia : Menyulam Asa dan Menyuarakan Pengharapan

3 November 2025

United Evangelical Mission (UEM), bersama dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan IPTh Balewiyata-Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), mengadakan program pelatihan selama satu minggu bertajuk “Women Leadership and Politic Education”.

Pelatihan ini dibuka pada hari Senin, 27 Oktober 2025 di Institut Pendidikan Teologi Balewiyata – GKJW, Malang, sebagai upaya merespons berbagai tantangan yang dihadapi perempuan Asia dalam mencapai posisi kepemimpinan.

Faktanya, keterwakilan perempuan di kepemimpinan gereja, pemerintahan, maupun organisasi komunitas masih rendah, dipengaruhi oleh budaya patriarki serta sejumlah faktor internal seperti keraguan diri dan keterbatasan komunikasi.
Salah satu inisiator kegiatan menyampaikan bahwa kendala bukan hanya berasal dari lingkungan eksternal, namun juga dari persepsi individu perempuan terkait peran strategis yang terkadang dianggap tidak sesuai karena tanggung jawab domestik serta minimnya dukungan komunitas.

Gereja dan negara telah menerapkan kebijakan afirmatif berbasis gender dan kuota, namun jumlah perempuan yang terlibat tetap terbatas. Di Indonesia, misalnya, hanya 127 dari 580 anggota legislatif adalah perempuan; sebagian besar di antaranya memiliki popularitas atau hubungan dinasti politik. Keterbatasan pemahaman strategi politik dan sistem pemilu turut menjadi hambatan. Dalam konteks tersebut, UEM dan PGI berkolaborasi dengan IPTh Balewiyata untuk memperkuat solidaritas dan posisi perempuan melalui Women Leadership and Politic Education.

Program ini diikuti oleh setidaknya 35 peserta perempuan yang merupakan aktivis dan pemimpin gereja dari berbagai anggota UEM dan PGI, mewakili Indonesia, Sri Lanka, Filipina, dan Hongkong.

GKJW melalui IPTh Balewiyata berperan sebagai tuan rumah sekaligus pendukung kegiatan, serta mengutus beberapa perwakilan peserta: Pdt. Anggraini Mahardini Tinupikso (GKJW Jemaat Mutersari), Pdt. Hanania Agustina D.S. (GKJW Jemaat Genteng), Pdt. Felony Prista Oktamala (GKJW Jemaat Sidoasri), Pdt. Muso Wahyu Bimantoro (Sekbid Persekutuan MA), Pdt. Sarwindra Rusdiahwati (Seklinbid MA),  Sih Wismanti (GKJW Jemaat Wiyung), dan Dian Christiana (GKJW Jemaat Dampit).

Fokus pelatihan mencakup tiga aspek: asesmen potensi kepemimpinan peserta, pembekalan keterampilan seperti negosiasi, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peningkatan kemampuan advokasi dalam isu keadilan gender serta pengorganisasian komunitas.

Program ini menggunakan metode partisipatif, diskusi kelompok, dan studi ekskursi ke Pondok Pesantren rakyat Al Falah serta Lembaga pemberdayaan Perempuan RUMPUN, serta menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi dari Universitas Brawijaya dan Universitas Kristen Satya Wacana, politisi perempuan, serta narasumber dari United Christian Churches of Philipines (UCCP).

Pada kebaktian penutup, IPTh. Balewiyata melibatkan peserta Studi Intensif Lintas Iman (women interfaith) untuk mengisi acara penutupan. Calon vikar juga terlibat dalam menampilkan performance art yang menggambarkan realitas buruk yang dialami oleh perempuan yang diakhiri oleh doa syafaat lintas agama. Setelahnya dilakukan jamuan makan malam dengan konsep kenduri, di mana peserta duduk bersama dalam kelompok kecil menikmati hidangan dan menampilkan kesenian tradisional.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah perempuan yang siap mengambil posisi strategis. Seluruh proses program, termasuk evaluasi dan tindak lanjut, akan dipantau oleh Tim UEM Regional Asia melalui kunjungan, wawancara daring, dan observasi untuk memastikan pencapaian target.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak