Give Thanks Tuntunan Ibadah Remaja 3 Mei 2020

20 April 2020

Bacaan Alkitab  : Mazmur 50: 23
Tahun Gerajawi : Paskah 4/ Masa Raya Unduh-unduh
Tema : Masa Raya Unduh-unduh
Ayat Hafalan : “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; … ” (Mazmur 50: 23a)
Lagu Tema :

  1. KJ 302 “Kub’ri Persembahan”
  2. Lagu Rohani Populer “B’ri Syukur

Tujuan :

  1. Remaja dapat menunjukkan alasan memberi persembahan dengan benar.
  2. Remaja dapat memberikan penjelasan hal-hal yang menghambat seseorang memberi persembahan dengan cara yang benar.
  3. Remaja dapat merancangkan kegiatan untuk mengumpulkan persembahan.

 

Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)

Teks ini merupakan sajak yang dengan tandas menggambarkan pengadilan Allah yang dengan pedas mengecam ibadah lahiriah belaka, serupa dengan kecaman yang banyak dilontarkan para nabi. Mazmur 50 terbagi atas tiga bagian yang masing-masing berakhir dengan perkataan Allah yang ditujukan kepada umat. Bagian pertama, ayat 1-7, menggambarkan Allah yang tampil untuk mengadakan pengadilan; bagian kedua, ayat 8-15, Allah menandaskan bahwa tidak memerlukan korban atau ibadat umatNya; bagian ketiga, ayat 16-23, Allah menuduh, mengecam dan mengancam umatNya karena ibadatnya hanya lahiriah dan pura-pura saja, sehingga mereka perlu bertobat.

Mazmur ini bersifat mendidik bagaimana ibadah yang sejati (sesuai dengan judul perikop) dan moralitas masyarakat, yang selaras dengan isu utama dari Hukum Taurat. Sementara teks hari ini adalah ayat terakhir dari bagian ketiga yang berisi kecaman Allah terhadap umat yang fasik, yang beribadah hanya di permukaan, yang sekedar formalitas dan mendatangkan murka Allah. Tentunya bukan dengan maksud memandang sepele ritual ibadah dan persekutuan tetapi mendidik umat untuk beribadah dengan sungguh-sungguh, yang sejati dan berkenan bagi Allah.

Ibadah yang sejati bukan hanya menjalankan ritual semata tetapi juga tercermin dalam hidup harian. Tidaklah berguna dalam menjalankan ritual peribadatan sementara dalam hidup harian juga melakukan hal-hal yang tidak benar.

Ibadah menurut teks ini dipandang sebagai persembahan bagi kemuliaan nama Tuhan. Demikian juga dengan persembahan yang secara harafiah dipahami dalam kehidupan persekutuan pun, hendaknya dipahami sebagai ucapan syukur untuk kemuliaan nama Tuhan. Terlebih bila persembahan sebagai bentuk ibadah sejati terwujud dalam kehidupan harian setiap anak Tuhan.

(http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=19&chapter=50&verse=23)

Pendahuluan

  1. Minta Remaja berpasangan untuk mendiskusikan pertanyaan berikut:
    1. Apa yang kalian pahami tentang persembahan?
    2. Menurut kalian mengapa kita memberi persembahan?
    3. Sebutkan hal-hal yang seringkali tidak benar dalam memberi persembahan?
    4. Apa hambatan kita memberi persembahan?
  2. Minta Remaja mempresentasikan hasil diskusi!
  3. Ajak Remaja membuka, membaca serta menghafal Mazmur 50: 23!

Cerita

Bulan Mei dalam kalender gerejawi GKJW, kita bersama melaksanakan hari raya persembahan. Kita tadi telah bersama berdiskusi tentang persembahan yang selama ini kalian pahami. Sebelum kita merenungkan Firman Tuhan, ilustrasi berikut perlu kita dengar dan renungkan.

Suatu kali ada satu keluarga yang baru mengikuti ibadah di sebuah gereja. Dalam sebuah perjalanan pulang, sang ayah mulai komplain dengan begitu banyak hal yang tidak menyukakan hatinya dalam ibadah itu. Musiknya terlalu slow. Kuno. Khotbahnya terlalu panjang. Kursinya terlalu keras sehingga tidak nyaman. Pengurus gerejanya kurang perhatian. Hmm malas juga ke gereja lagi. Tapi tiba-tiba si anak menyahut dari bangku belakang, “Yach papa.. hitung-hitung itu pertunjukan yang lumayan bagus selama dua jam untuk harga senilai seribu rupiah.”

Sindiran itu sangat tajam bagi sang ayah—juga bagi banyak jemaat bergereja dimana pun, seharusnya. Anda memberikan persembahan seribu-dua ribu rupiah saja tapi mengharapkan “acara” yang bagus untuk dinikmati. Padahal untuk makan bakso aja limaribu rupiah tidak cukup. Si ayah pun terdiam.

 (Ilustrasi: https://willyem.wordpress.com/2010/08/20/ibadah-yang-inspiratif/)

Kita hari ini bersama beribadah adalah anugerah Tuhan. Yang tidak mungkin terjadi jika Tuhan tidak memberi kita kesempatan untuk hidup. Dan itu adalah salah satu berkat Tuhan yang perlu kita syukuri. Ibadah adalah ucapan syukur! Persembahan adalah ucapan syukur! Bukan untuk manusia, tetapi untuk Tuhan!

Persembahan itu untuk kemuliaan Tuhan, bukan seolah membayar untuk membeli atau mendapatkan sesuatu dari apa yang kita persembahkan. Itulah arti persembahan dan mengapa kita menghimpun persembahan. Hidup pemberian Tuhan sedemikian berharga dan tidak ada yang dapat menukar hidup dengan apapun apalagi dengan uang. Tapi sering yang menghambat kita memberi karena kita sayang dengan apa yang kita miliki padahal Tuhan sudah memberi hidup yang tidak dapat dinilai dengan uang.

Dan dari ilustrasi tadi sesungguhnya kita dapat menemukan diri kita sendiri. Ada banyak orang yang memang datang beribadah untuk mendapatkan atau merasakan sesuatu. Kita ingin “pertunjukan” yang bagus untuk kita nikmati di gereja. Kita ingin menerima yang terbaik dari ibadah kepada Tuhan, tetapi kurang punya kerelaan untuk memberi bagi Tuhan sebagai ucapan syukur atas segala pemberian Tuhan.

Mulai dari hari ini mari memberi persembahan dengan memandang bahwa persembahan kita adalah ucapan syukur atas anugerah Tuhan dan untuk kemuliaan nama Tuhan.  Persembahan untuk Tuhan bukan hanya dalam bentuk uang, tapi juga dalam hidup yang memuliakan nama Tuhan. Amin.

Aktivitas

“Aksi Diakonia: Bekas membawa Berkah”

(Remaja diajak menghimpun persembahan dengan apa yang ada pada mereka dengan cara mengumpulkan barang bekas untuk dijual di tukang rongsok. Uang yang terkumpul untuk aksi diakonia tanggal 17 Mei. Pamong bersama Remaja bisa menentukan kapan pengambilan dan menjual barang bekas pada rongsokan.  Pamong atau Gereja bisa menentukan sasaran diakonia; anak jalanan/pengemis/tunawisma/orang gila/panti jompo/panti asuhan, dll)

  1. Ajak Remaja untuk mengumpulkan barang bekas di rumah masing-masing untuk dirongsok.
  2. Pamong mengumumkan di warta jemaat untuk setiap rumah mengumpulkan barang bekas untuk diambil dan dikumpulkan Remaja!

Renungan Harian

Renungan Harian Anak