Tahun Gerejawi: Pra Paskah 5
Tema: Tanggung Jawab Bagian dari Iman
Bacaan Alkitab: Lukas 23:13-25
Ayat Hafalan: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Matius 5:37)
Lagu Tema: Kuterbuka (Kidung Ria 18).
Tujuan:
- Remaja dapat memberikan penilaian terhadap sikap Pilatus yang menukar Yesus dengan Barabas.
- Remaja dapat menemukan hambatan-hambatan untuk bersikap tanggung jawab kepada Tuhan.
- Remaja dapat menunjukkan sikap tanggung jawab seperti yang dilakukan oleh Yesus
- Remaja dapat membiasakan diri bertanggung jawab kepada Tuhan dan sesama terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Penjelasan Teks:
Tanggung jawab adalah bagian dari iman. Iman yang bertumbuh adalah iman yang tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab. Tanggung jawab justru ditampilkan oleh Yesus. Yesus yang diadili seperti seorang pemberontak. Dalam persidangan tersebut juga ada sosok Barabas. Injil Lukas menampilkan keterangan bahwa Barabas adalah pemberontak dan pembunuh. Yesus juga dianggap sebagai pemberontak. Pilatus dalam persidangan tersebut tidak bisa menemukan kesalahan dari Yesus. Kesalahan karena dianggap sebagai pemberontak apalagi sebagai pembunuh. Yesus tidak memiliki kesalahan baik sebagai pemberontak maupun pembunuh seperti Barabas.
Walaupun tidak ada kesalahan sebagai pemberontak, Yesus tetap dihukum sebagai pemberontak. Yesus bisa saja menggunakan kekuasaannya untuk lari, bahkan bisa saja menggunakan power sebagai Anak Allah untuk menyuruh para malaikatNya membawa Yesus lari dari pengadilan. Namun justru sikap yang dilakukan Yesus sangat berbeda, menerima kenyataan walaupun kenyataan itu bukan bagian dari diri Yesus. Yesus menampilkan penuh sisi iman yang merupakan bagian dari tanggung jawab. Yesus tetap bertanggung jawab dengan menghadapi tuduhan tersebut, bukan lari dari permasalahan walaupun sampai mengorbankan dirinya di kayu salib.
Pendahuluan:
- Remaja diajak nonton film pendek berjudul “Jujur pada Diri Sendiri” dari link video youtube ini.
- Bagaimana menurut teman-teman remaja, sulitkah bersikap jujur pada diri sendiri?
- Membaca Lukas 23: 13-25!
Cerita:
Sahabat remaja yang terkasih,
Pilatus seorang pemimpin besar dan terhormat. Namun keputusan yang dia ambil tidak menggambarkan kebesarannya sebagai seorang pemimpin. Bukannya dia tidak tahu mana yang melakukan kesalahan dan mana yang tidak melakukan kesalahan. Sebagai seorang manusia biasa dia memiliki hati nurani, dan yang namanya hati nurani itu tidak pernah salah. Di kedalaman hatinya, Pilatus tahu dengan pasti bahwa Yesus tidak layak mendapatkan hukuman, sebab memang tidak dijumpai kesalahan yang telah dilakukan Yesus. Dan sebaliknya, hati nurani Pilatus yakin bahwa yang layak mendapatkan hukuman adalah Barabas, karena kesalahan yang nyata-nyata telah dilakukannya. Pilatus menggambarkan seorang pemimpin yang mengkhianati hati nuraninya. Seorang pemimpin yang membohongi dirinya sendiri demi mendapatkan sanjungan dari masyarakat. Sanjungan-sanjungan serta pujian-pujian yang diharapkan datang dari banyak orang membuktikan tentang sebuah keinginan untuk menjadi populer, tetapi dilakukan dengan cara yang tidak menyehatkan jiwa.
Sahabat remaja terkasih,
Jika kita mau jujur sebenarnya hampir setiap orang/remaja menginginkan menjadi sosok yang dikenal banyak orang (populer) dan selalu mendapatkan pujian atas semua yang kita lakukan. Coba saja kita lihat, berapa jenis media sosial yang kita punya di gadget kita? Berapa banyak/berapa kali kita memposting konten-konten (konten karya sendiri maupun repost dari akun lain)? Mengapa kita melakukannya? Berapa kali dalam sehari kita menengok media sosial kita?
Apa yang sejujurnya mau kita lihat? (beri kesempatan remaja untuk merenungkan sejenak dan lalu tampung setiap jawaban mereka).
Rasanya benar, jika kita sesungguhnya mengharapkan mendapat like, coment atau subscribe dari teman-teman atas konten yang sudah kita upload. Salahkah itu semua? Tidak. Tidak salah, dan tidak ada yang melarang untuk kita memperoleh pujian, menjadi populer di media sosial. Asal saja semua dilakukan dengan cara yang menyehatkan jiwa, yakni tidak perlu membohongi diri sendiri apalagi harus mengkhianati iman kepercayaan kita pada Kristus. Memposting sesuatu tentang diri kita apa adanya. Tidak perlu dilebih-lebihkan. Melakukan hal ini menandakan bahwa kita sedang berlatih bertanggungjawab terhadap diri sendiri, bertanggungjawab di hadapan sesama, serta bertanggungjawab penuh di hadapan Tuhan. Inilah salah satu bentuk implementasi iman kepercayaan kita kepada Kristus di era milenial-digital.
Aktifitas:
Lakukan sharing berpasangan. Pelayan remaja memberikan pertanyaan panduan untuk direfleksikan:
- Sebutkan satu pengalaman Anda: melakukan tindakan/perilaku yang sebenarnya Anda tahu hal itu tidak benar, tetapi Anda tetap melakukannya.
- Hambatan apa yang membuat Anda tidak melakukan yang benar?
- Buatlah sebuah komitmen dalam 1 x 24 jam ke depan:
Aku akan melakukan …………
(sebuah sikap/tindakan yang baik tetapi sulit dan biasanya sering Anda langgar),
dan jika aku berhasil (hanya jika berhasil)
maka aku akan menghadiahi diriku dengan………..
(semisal: bermain game selama satu jam, makan semangkok bakso, dan sebagainya)
Catatan: Khusus no 3 merupakan kegiatan terapi diri sendiri dengan teknik penguatan. Pamong remaja bisa memandu dengan menanyakan terlebih dahulu tindakan/sikap apa yang akan dilakukan, dan hadiah apa yang akan dilakukan/diberikan