Tema : Minggu Setelah Natal
Tahun Gerajawi : Minggu Setelah Natal
Bacaan Alkitab : Lukas 2: 41-52
Ayat Hafalan : 6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, 7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan (Roma 2: 6-7)
Lagu Tema :
- Kidung Ria 138 “Satu hal telah kuminta”
- “Menyenangkan-Mu”
Tujuan :
- Remaja dapat menemukan alasan Yesus berada di Bait Allah.
- Remaja dapat menyebutkan hambatan untuk tekun memuliakan Tuhan di gereja.
- Remaja dapat membuat komitmen untuk tekun memuliakan Tuhan di gereja.
Penjelasan Teks
Kepergian Yesus bersama orangtua-Nya ke Yerusalem pada hari raya Paskah lazim mereka lakukan sesuai dengan hukum Taurat, walaupun harus menempuh perjalanan jauh. Dapat diduga bahwa Yusuf juga pergi ke Yerusalem untuk menghadiri hari raya Pentakosta dan Pondok Daun, selain hari raya Paskah, karena semua laki-laki harus hadir di sana sebanyak tiga kali dalam setahun, sedangkan Maria cukup hadir pada hari raya Paskah, yaitu hari raya terbesar di antara ketiga hari raya orang Yahudi. Yesus, yang telah berusia dua belas tahun, pergi bersama mereka. Dalam usianya tersebut, Ia dapat mulai menjadi seorang anak hukum Taurat, artinya mulai wajib menjalankan tugas-tugas keanggotaan jemaat dewasa, sebagai kelanjutan dari upacara penyunatan yang telah dilakukan ketika masih bayi pada saat ia dikukuhkan sebagai seorang anak perjanjian.
Yesus tinggal di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Ia bermaksud memberikan sebuah contoh awal tentang tujuan kehidupan yang sudah disediakan bagi-Nya. Anak itu tinggal di Yerusalem, bukan karena Ia enggan pulang tetapi karena Ia mempunyai pekerjaan yang harus dikerjakan di sana. Ia ingin agar orangtua-Nya tahu bahwa Ia memiliki Bapa di Sorga, yang harus lebih diperhatikan daripada mereka. Menghormati Bapa-Nya tidak boleh diartikan sebagai tidak menghormati mereka. Beberapa dugaan yang muncul perihal mengapa Ia tetap tinggal di Bait Allah mengatakan bahwa telah menjadi kebiasaan di antara orang-orang Yahudi yang saleh untuk terlebih dahulu pergi ke Bait Allah dan menyembah Allah di sana pada pagi hari sebelum mereka pulang. Di sanalah Ia berada, begitulah jadinya Ia tertinggal di sana. Betapa indahnya melihat anak-anak muda bersedia tinggal di rumah Tuhan. Mereka akan menjadi seperti Kristus.
Orangtua-Nya telah berjalan sehari perjalanan jauhnya tanpa curiga bahwa Ia tertinggal di Yerusalem, karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka. Ketika tidak mendengar apa pun tentang keberadaan-Nya di sini atau di antara orang-orang lain yang sedang dalam perjalanan, mereka masih tetap berharap akan berjumpa dengan-Nya di tempat mereka akan menginap pada malam itu. Namun, bahkan di sana pun mereka tidak mendengar kabar apa-apa mengenai Dia. Ketika pada malam hari mereka tidak dapat menemukan Dia di penginapan, keesokan harinya kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Di sanalah mereka boleh berharap akan menemukan Dia.
Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia di Bait Allah, di dalam salah satu ruangan Bait Allah yang digunakan oleh para alim ulama. Di sanalah mereka menemukan Dia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama sedang bercakap-cakap. Hal ini merupakan contoh bahwa Ia bukan hanya penuh hikmat, tetapi juga memiliki hasrat yang kuat untuk meningkatkan dan menyampaikan hikmat itu. Dalam hal ini Ia menjadi contoh bagi anak-anak dan orang-orang muda, supaya mereka belajar dari Kristus, untuk lebih suka berkumpul bersama teman-teman yang bisa menjadikan mereka lebih baik lagi dan duduk di antara para alim ulama daripada duduk-duduk untuk hanya main-main saja. Biarlah mereka mulai pada usia dua belas tahun dan lebih cepat lagi untuk mencari pengetahuan dan bergaul dengan orang-orang yang dapat mengajar mereka. Kalau sedari muda orang sudah menginginkan pengajaran, ini memberi pertanda yang penuh harapan dan menjanjikan. Banyak anak muda seusia Kristus sekarang hanya bermain-main saja dengan anak-anak kalau berada di Bait Allah, tetapi Kristus, Ia duduk dengan para alim ulama di dalam Bait Allah. Mereka belum pernah mendengar seseorang yang masih begitu muda, juga dari antara para alim ulama mereka yang paling hebat sekalipun, yang mampu berbicara dengan penuh pengertian seperti Dia.
Ibu-Nya membicarakan hal itu secara pribadi dengan-Nya. Ibu-Nya membawa Dia ke samping dan menanyakan hal itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Ibu-Nya mengungkapkan betapa cemas hati mereka. Dengan lembut Kristus menegur kekhawatiran mereka yang berlebihan tentang Dia “Di mana lagi Sang Anak harus berada selain daripada tinggal selamanya di rumah Bapa? Di sanalah Aku harus berada,” Yaitu “Di bawah pemeliharaan dan perlindungan Bapa-Ku,” dan “Dalam pekerjaan Bapa-Ku,”, dapat dimengerti “Belum mengertikah kamu tentang Aku, bahwa Aku telah menyerahkan diri-Ku untuk pekerjaan Bapa, sehingga Aku harus melibatkan diri-Ku dalam pekerjaan-Nya?” Dalam hal ini Ia meninggalkan sebuah contoh. Karena sungguh menyenangkan bagi anak-anak Allah, seperti halnya Kristus, untuk selalu berada di dalam pekerjaan Bapa-Nya, dan menyisihkan semua pekerjaan lainnya demi pekerjaan Bapa. Firman Kristus sekarang dapat dipahami dengan sangat baik karena Ia telah menjelaskannya melalui perbuatan dan perkataan-Nya. Inilah yang menjadi tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini, makanan dan minuman-Nya dalam dunia ini, yaitu melakukan kehendak Bapa-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Akan tetapi, pada saat itu kedua orangtua-Nya tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
Terakhir, di sinilah catatan tentang perjalanan mereka kembali ke Nazaret. Bahwa Ia tunduk kepada orangtua-Nya. Dalam hal ini Ia ingin memberikan contoh kepada anak-anak agar belajar memenuhi kewajiban dan mematuhi orangtua mereka di dalam Tuhan. Meskipun Ia bertumbuh menjadi kuat dan penuh hikmat di dalam Roh, bahkan meskipun Ia adalah Anak Allah, Ia tetap tunduk kepada orangtua-Nya. Jadi, kalau Dia saja sudah demikian, bagaimana mungkin umat-Nya yang sudah bodoh dan lemah ini tidak mau tunduk kepada orangtua? Bahwa ibu-Nya yang meskipun tidak dapat mengerti sepenuhnya, menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Bahwa Yesus makin bertambah besar dan dikagumi. Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya. Perhatikanlah, orang-orang muda yang bertumbuh makin tinggi dan besar, juga harus bertumbuh di dalam hikmat, dan sementara mereka bertumbuh di dalam hikmat, mereka juga akan semakin dikasihi Allah dan manusia.
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Lukas+2%3A41-52
Pendahuluan
- Ajak remaja membaca Lukas 2: 41-52!
- Minta remaja menjawab cepat pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Teman atau pacar? 6. Sekolah atau rumah? 2. Keluarga atau teman? 7. Ke gereja atau main? 3. Uang atau barang? 8. Memberi atau meminta 4. Sekolah atau kerja? 9. Memuji atau memaki? 5. Mengampuni atau membenci? 10. Rajin atau malas?
Cerita
Di dalam hidup selalu ada pilihan. Mau makan saja kita harus memilih, mau berteman, sekolah, dan semua hal selalu menghadapkan kita pada pilihan. Mau menjadi pribadi yang bagaimana, itu juga tergantung pada pilihan kita.
Tuhan Yesus ketika Ia berumur 12 tahun, Ia tahu apa tugas-Nya di dunia ini dan menjalankan apa yang menjadi tugas-Nya. Apakah ia tidak punya pilihan? Pastinya punya, tetapi ia telah memilih yang sesuai dengan Kehendak Bapa di sorga.
Ketika orang tuanya pulang Ia memilih untuk tinggal di Bait Allah, karena Ia mengetahui dimana Ia harus berada. Tuhan Yesus sejak mudanya mengetahui dan memutuskan bagaimana Ia harus menjalani kehidupan yang ditugaskan Bapa kepada-Nya.
Dengan menjalani kehendak Bapa, Tuhan Yesus semakin bertumbuh dalam hikmat dan dikasihi oleh semua orang.
Dalam kehidupan bergereja, untuk dapat semakin berkenan bagi Tuhan, sebagai remaja harus memilih dan memutuskan bagaimana kehidupannya. Apakah mau bertekun dalam gereja sehingga semakin berhikmat dan dikasihi oleh semua orang. Ataukah memilih untuk menyembunyikan diri atau melakukan hal sesuka hati, yang ke semuanya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ada tambahan pengetahuan secara psikologi bagi remaja untuk semakin mengenal pribadinya, sehingga dapat memilih dan memutuskan bagaimana kehidupan ke depan. Terlebih di penghujung tahun ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi diri. Bila ada kekurangan, dapat diupayakan untuk mengatasinya, dan memaksimalkan kelebihan.
Teori Kepribadian Johari Window!
(bisa dicetak dan diberikan kepada remaja)
Pengertian Jendela Johari “model yang menjelaskan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita. Model ini penting dalam komunikasi antarpribadi. ” Johari window adalah jendela dengan empat bagian yang menggambarkan bahwa manusia terdiri atas empat self (diri). Nama Johari berasal dari singkatan nama penemunya, yakni Joseph Luft dan Harry Ingham.
- Open self
Dalam diri kita terdapat daerah terbuka (Open). Open self adalah bagian dari diri kita yang menyajikan semua informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Informasi yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain ini mencakup antara lain nama diri, warna kulit, usia, agama, sikap terhadap politik, hobi, dan sebagainya. Semakin terbuka jendela ini semakin baik komunikasi diri kita dengan orang lain. - Blind self
Dalam diri kita terdapat daerah yang disebut daerah buta (blind). Self adalah segala hal tentang diri kita yang diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
Karena adanya daerah buta atau blind, akan membuat komunikasi menjadi tidak efektif, maka kita harus mengusahakan agar daerah ini jangan terlalu besar dalam diri kita. Contoh: - Hidden/ Closed self area
Dalam diri kita terdapat wilayah tersembunyi. Wilayah ini berisi apa – apa yang kita ketahui dari diri kita sendiri atau dari orang lain yang kita simpan untuk diri sendiri, yang orang lain tidak mengetahuinya. Misalnya, kita menyimpan sendiri rahasia kesuksesan kita, ketakutan kita akan sesuatu, masalah keluarga, kondisi keuangan yang buruk, dan sebagainya.
Dalam menyingkapkan diri kita pada orang lain terdapat dua ekstrim. Pada suatu ekstrim, kita menceritakan semua tentang diri kita pada orang lain. Disini berarti daerah hidden self sangat kecil. Pada ekstrim yang lain, kita sama sekali tidak mencerminkan tentang diri kita pada orang lain. Orang – orang seperti ini umumnya takut membuka diri, antara orang lain karena takut ditertawakan dan ditolak. Pada ekstrim ini, daerah hidden self sangat besar. - Unknown/Dark self
Dalam diri kita terdapat wilayah yang tidak dikenal (unknown). Daerah unknown self adalah aspek dari diri kita yang tidak diketahui baik oleh diri kita sendiri maupun orang lain. Kita mungkin akan mengetahui aspek dari diri yang tidak dikenal ini melalui kondisi kondisi tertentu, misalnya melalui hipnotis. Walaupun sulit untuk mengetahuinya, kita harus menyadari bahwa aspek ini ada dalam diri kita.
Hikmat turun atas orang-orang yang tekun dalam mencari kehendak Tuhan. Tekun dalam bergereja, tekun dalam memuliakan Tuhan. amin.
AKTIVITAS
- Isi Jendela Johari di bawah ini sebagai alat mengevaluasi diri di tahun 2019!
- Membuat resolusi tahun 2020!
Contoh:
Resolusi 2020
To Do (Untuk dilakukan) | Not to Do (Tidak untuk dilakukan) |
1. Olah raga | 1. Malas-malasan |
2. Makan makanan sehat. | 2. Makan junk food |
3. dst | 3. |
4. dst | 4. |